Sepenggal cerita Tentang Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam
Mari kita baca dan renungkan bersama, semoga banyak hikmah yang bisa kita petik, sehingga kita bisa meneladani beliau.
-------------------------------------------------
Kalau pakaian beliau terkoyak atau robek, Rasulullah shollallahu 'alaihi
wasallam menambal dan menjahitnyanya sendiri tanpa perlu menyuruh
isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga
maupun untuk dijual.
Setiap kali beliau pulang ke rumah, bila dilihat tidak ada makanan yang
sudah masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan
bajunya untuk membantu istrinya di dapur.
Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.
Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sholat.
Pernah Rasulullah pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau amat lapar
waktu itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apa pun yang ada untuk di buat
sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena Sayyidatina ‘Aisyah
rodliyallahu 'anhaa belum ke pasar. Maka beliau shollallahu 'alaihi
wasallam bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah
panggilan mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang
kemerah-merahan)
Aisyah rodliyallahu 'anhaa menjawab dengan merasa agak serba salah, “Belum ada apa-apa Yaa Rasulallah.”
Rasulullah lantas berkata, ”Kalau begitu saya puasa saja hari ini.” tanpa sedikitpun tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah Rasulullah bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Subhaanallaah....Prihatin, sabar dan tawadhuknya Rasulullah sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika Rasulullah menjadi imam sholat. Dilihat oleh para
sahabat, pergerakan beliau antara satu rukun ke satu rukun yang lain
amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi kemerutuk seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh beliau yang mulia itu bergeser antara satu sama
lain. Sahabat Umar yang tidak tahan melihat keadaan beliau itu langsung
bertanya setelah selesai sholat :
“Yaa Rasulallah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah anda sakit yaa Rasulallah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, saya sehat dan segar” jawab beliau.
“Yaa Rasulallah… mengapa setiap kali baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh baginda?
Kami yakin anda sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut.
Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi
batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang
menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Yaa Rasulallah! Adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat baginda?”
Lalu beliau menjawab dengan lembut dan senyum, ”Tidak para sahabatku.
saya tahu, apa pun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah
yang akan saya jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila saya sebagai
pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai
hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia
ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Subhanallaah...betapa cintanya beliau kepada umatnya.....sedang cinta
kita kepada beliau??? apakah kita sering ingat pada beliau??? apakah
kita sering membaca sholawat untuk beliau??? apakah akhlak Rasulullah
yang begitu lembut, santun, pemaaf, ikhlas dan tawadlu' serta selalu
menyentuh hati telah kita teladani???
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar saat kain surbannya diambil dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang dikencingi
si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH TA'ALA dan rasa kehambaan dalam
diri Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam yang tinggi menjadikan
beliau seorang yang tawadlu' yang tidak ingin dimuliakan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa lebih
dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam kesendirian.
Ketika pintu Surga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda, baginda
masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah,
hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.
Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayyidatina ‘Aisyah rodliyallahu 'anhaa, “Yaa
Rasulallah, bukankah anda telah dijamin Surga? Mengapa anda masih
bersusah payah begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Yaa ‘Aisyah, bukankah saya ini hanyalah
seorang hamba? Sesungguhnya saya ingin menjadi hamba-Nya yang
bersyukur.”
Rasulullah benar-benar sosok hamba yang sangat bersyukur kepada-Nya,
beliau mensyukuri semua anugerah yang beliau terima dengan ibadah yang
sungguh-sungguh....Subhaanallaah.....
Renungan untuk kita, bagaimana ibadah kita, sudahkah sungguh-sungguh
sebagaimana Rasulullah??? atau masih jauh dari rasa sungguh-sungguh???
ataukah masih merasa berat atau merasa terbebani dengan ibadah-ibadah
yang Allah wajibkan pada kita??? jawabannya ada di hati kita
masing-masing....bila kita mau berfikir memang nikmat Allah pada kita
banyak sehingga tidak mungkin kita menghitungnya, tapi sayang banyak
manusia yang tidak mau memikirkan dan merenungkan nikmat-nikmat Allah
yang telah diberikan-Nya, terutama nikmat IMAN dan ISLAM.
Allah telah berfirman dalam QS. Al-Qolam ayat 4 yang terjemahnya "Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berakhlak (berbudi pekerti)
yang agung"
Demikian Postingan saya kali ini
Semoga kisah diatas dapat memotivasi diri kita untuk lebih mengenal beliau Rasulullah SAW
dan dapat meneladani perilaku beliau
AMIIN..
Dikutip dari berbagai Sumber
Sharing Together
Kamis, 20 Februari 2014
1.100 Hadits Pilihan
Hallo sahabat Pencari Ilmu
Hari ini saya ingin berbagi sebuah artikel tentang
"1.100 Hadits Pilihan"
Hari ini saya ingin berbagi sebuah artikel tentang
"1.100 Hadits Pilihan"
Let's Check it
Cinta dan Benci
Cinta dan Benci
1. Barangsiapa ingin
dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati
amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi)
2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah
atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan
manusia. (HR. Ad-Dailami)
3. Paling kuat tali
hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR.
Ath-Thabrani)
4. Cintamu kepada
sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
5. Cinta berkelanjutan
(diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)
6. Siapa yang ingin
mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana
kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam
kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al
Hakim)
Dukun dan Peramal
1. Barangsiapa
mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu
mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima. (HR.
Muslim)
2. Barangsiapa
mendatangi dukun peramal dan percaya kepada ucapannya maka dia telah mengkufuri
apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. (Abu Dawud)
3. Sesungguhnya
pengobatan dengan mantra-mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-guna
adalah syirik. (HR. Ibnu Majah)
4. Barangsiapa
membatalkan maksud keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia telah
bersyirik kepada Allah. Para sahabat bertanya, “Apakah penebusannya, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada kebaikan kecuali
kebaikanMu, dan tiada kesialan kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah
(tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR. Ahmad)
5. Ramalan mujur-sial
adalah syirik. (Beliau mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti terlintas
dalam hatinya perasaan demikian, tetapi Allah menghilangkan perasaan itu dengan
bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan:
Thair artinya burung.
Ramalan tentang mujur dan sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara atau
arah terbangnya.
Hewan
1. Rasulullah Saw
melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkannya mati karena lapar
dan haus. (HR. Muslim)
2. Allah melaknat
orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR. Bukhari)
3. Nabi Saw melarang
mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud)
Penjelasan:
Mengadu kerbau, sapi,
domba, kambing, ayam dan lain sebagainya.
4. Seorang wanita
masuk neraka karena mengikat seekor kucing tanpa memberinya makanan atau
melepaskannya mencari makan dari serangga tanah. (HR. Bukhari)
5. Seorang wanita
pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati karena kehausan.
Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya dengan kerudungnya dan diambilnya
air dari sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan perbuatannya itu dosanya
diampuni. (HR. Bukhari)
Kebersihan
1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai
kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada
kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu
bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR.
Tirmidzi)
Penjelasan:
Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di halaman rumah.
2. Suatu keharusan
atas tiap orang muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi pada hari
Jum’at. (HR. Ahmad)
3. Fitrah manusia ada lima
yaitu dikhitan (disunat), mencukur rambut kemaluan, menggunting (merapikan)
kumis, memotong kuku (kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu ketiak. (HR.
Bukhari)
4. Sesungguhnya banyak
siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan
bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)
5. Barangsiapa tidur
dan tangannya masih berbau atau masih ada bekas makanan dan tidak dicucinya
lalu terkena sedikit gangguan penyakit kulit maka janganlah menyalahkan kecuali
dirinya sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)
6. Malaikat jibril
terus-menerus berpesan agar aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku khawatir
gigi-gigiku tanggal dan aku ompong tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi)
7. Wahai Abu Hurairah,
potonglah (perpendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat (melalui)
kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Mengikat dengan sihir,
rayuan dan godaan.
8. Janganlah kamu
kencing di air yang tidak mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ. (HR. Ahmad
dan Tirmidzi)
9. Apabila seorang bersenggama
dengan isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia berwudhu lebih dulu agar
lebih segar pengulangannya. (HR. Muslim)
10. Siapa yang
mengenakan pakaian hendaklah dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi)
11. Apabila seorang
bangun tidur jangan langsung memasukkan tangannya ke dalam ember (bak) air
sehingga mencucinya lebih dulu tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui
dimana tangannya bermalam atau dimana tangannya melayang. (HR. Abu Dawud)
Kesombongan
1. Tiada masuk surga
orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR.
Muslim)
2. Barangsiapa
memanjangkan pakaiannya (sehingga menyeret di tanah) karena kesombongannya maka
Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Keagungan adalah sarungKu
dan kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa merebutnya (dari Aku) maka Aku
menyiksanya. (HR. Muslim)
4. Selagi orang
berjalan dan merasa bangga dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya maka
tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah lalu dia bergelimang di dalam tanah
sampai hari kiamat. (HR. Muslim)
5. Ada tiga perkara
yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan
seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas)
6. Barangsiapa
membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap
Allah dan Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
Al-Quran
1. Aku tinggalkan
untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya,
yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)
2. Sesungguhnya Allah,
dengan kitab ini (Al Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan
derajat kaum yang lain. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Maksudnya: Barangsiapa
yang berpedoman dan mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan meninggikan
derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah
akan menghinakannya dan merendahkan derajatnya.
3. Apabila seorang
ingin berdialog dengan Robbnya maka hendaklah dia membaca Al Qur’an.
(Ad-Dailami dan Al-Baihaqi)
4. Orang yang pandai
membaca Al Qur’an akan bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan yang
membaca tetapi sulit dan terbata-bata maka dia mendapat dua pahala. (HR.
Bukhari dan Muslim)
5. Sebaik-baik kamu
ialah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
6. Orang yang dalam
benaknya tidak ada sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang bobrok.
(Mashabih Assunnah)
7. Barangsiapa
mengulas Al Qur’an tanpa ilmu pengetahuan maka bersiaplah menduduki neraka.
(HR. Abu Dawud)
Penjelasan:
Maksud hadits ini
adalah menterjemah, menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya dengan akal
pikirannya sendiri tanpa panduan dari hadits Rasulullah, panduan dari para
sahabat dan ulama yang shaleh, serta tanpa akal dan naqal yang benar.
8. Barangsiapa menguraikan
Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan benar, maka sesungguhnya dia telah
berbuat kesalahan. (HR. Ahmad)
9. Barangsiapa membaca
satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar
sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi)
Pembicaraan dan Ucapan
1. Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR.
Bukhari)
2. Siapa yang memberi
jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara
kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)
3. Barangsiapa akhir
ucapannya “Laa ilaaha illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia masuk
surga.( HR. Abu Dawud)
4. Sesungguhnya di
antara ungkapan kata dan keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari)
5. Bila seorang dari
kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Bicara saat emosi
(marah) dapat menyesatkan.
6. Diam (tidak bicara)
adalah suatu kebijaksanaan dan sedikit orang yang melakukannya. (HR. Ibnu
Hibban)
7. Sesungguhnya Allah
melarang kamu banyak omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan harta serta
banyak bertanya. (HR. Asysyihaab)
8. Apabila ada orang
yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu
mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya
untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)
9. Barangsiapa banyak
bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula
dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya.
(HR. Ath-Thabrani)
10. Kebanyakan dosa
anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
11. Berhati-hatilah
dalam memuji (menyanjung-nyanjung), sesungguhnya itu adalah penyembelihan. (HR.
Bukhari)
12. Seorang
memuji-muji kawannya di hadapan Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya,
“Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah memenggal lehernya, sesungguhnya kamu
telah memenggal lehernya (diucapkan berulang-ulang)”. (HR. Ahmad)
13. Taburkanlah pasir
ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR. Muslim)
14. Tahukah kamu apa
ghibah itu? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.”
Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia
tidak sukai.”(HR. Muslim)
15. Seorang mukmin
bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan
Al Hakim)
16. Semua umatku
diampuni kecuali yang berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang melakukannya
pada malam hari lalu ditutup-tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia
membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan, tadi malam aku berbuat
begini…begini.” Dia membuka tabir yang telah disekat oleh Allah Azza wajalla.
(Mutafaq’alaih)
17. Yang paling aku
takutkan bagi umatku adalah orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR. Abu
Ya’la)
Pengobatan dan Penyakit
1. Mereka bertanya,
“Ya Rasulullah, apakah kami berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba-hamba
Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan penyakit dan diletakkan pula
penyembuhannya, kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan (pikun)”. (HR.
Ashabussunnah)
2. Allah menurunkan
penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak
akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Barangsiapa
mengobati sedang dia tidak dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia bertanggung
jawab. (HR. Ibnu Majah)
4. Apabila terjadi
dalam satu negeri suatu wabah penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar
meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang kamu di luar negeri itu janganlah
kamu memasukinya. (HR. Bukhari)
5. Wafat karena wabah
adalah mati syahid. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Tentu tidak setingkat
dengan gugur di jalan Allah.
6. Janganlah orang
sakit mengunjungi orang sehat. (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Sebaik-baik
menjenguk orang sakit adalah berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah
(melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR. Ad-Dailami)
8. Allah tidak
menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-Baihaqi)
Penjelasan:
Yang haram tidak dapat
dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit.
9. Apabila seorang
yang sakit dari kamu menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR. Ibnu Majah)
10. Mohonlah kepada
Allah keselamatan dan afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian
Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah)
11. Larilah dari
penderita lepra sebagaimana kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari)
12. Apabila seorang
hamba sakit sedang dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman
kepada malaikat: “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan
ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah)
13. Rasulullah Saw
ditanya tentang azal (mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri). Beliau lalu
menjawab, “Lakukanlah yang kamu pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan Allah
pasti akan terjadi, dan bukan kepastian bahwa dari tiap air mani dapat terjadi
anak. “(HR. Al Hakim)
Persoalan-Persoalan Pribadi
1. Ambillah kesempatan
lima sebelum lima: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum
melarat, hidupmu sebelum mati, dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al Hakim dan
Al-Baihaqi)
2. Pandanglah orang
yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu
akan lebih layak bagimu untuk tidak menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR.
Muslim)
3. Sesungguhnya
persoalan-persoalan itu ada tiga macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu
kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas bagimu sesatnya maka jauhilah,
dan persoalan yang terdapat perselisihan di dalamnya maka serahkanlah
(kembalikan penentuan hukumnya) kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani)
4. Buta yang paling
buruk ialah buta hati. (HR. Asysyihaab)
5. Sesungguhnya Allah
melampaui ketentuan bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam kesalahan yang tidak
disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu Majah)
6. Usia umatku antara
enam puluh dan tujuh puluh tahun. Sedikit dari mereka yang melampauinya. (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
7. Mungkin pelampiasan
nafsu syahwat sebentar berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-Baihaqi)
Keterangan:
Banyak kasus yang
terjadi, gara-gara melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu hamil, maka
hal tersebut menimbulkan trauma yang dalam dan berkepanjangan bagi sang wanita.
Orang tua dan keluarga menjadi sedih dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya
yang dapat terjadi diluar perkiraan.
8. Rasulullah bersabda
dengan membawakan firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan mata adalah panah
beracun dari antara panah-panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut
kepada-Ku maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan manis dalam hatinya.”
(HR. Al Hakim)
9. Sa’ad bin Abi
Waqqash berkata, “Ketika aku sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku
berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw
menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi, “Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku
bertanya lagi, “Sepertiganya?” Beliau menjawab, “Meninggalkan keluargamu dalam
keadaan baik (senang) lebih baik daripada membiarkan mereka miskin mengemis
pada orang-orang.” (HR. Bukhari)
Keterangan:
Batas maksimum wasiat
adalah sepertiga dari seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah banyak.
10. Barangsiapa
bernazar untuk mentaati Allah, hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa
bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka janganlah ia melakukannya. (HR.
Bukhari)
11. Mimpi yang baik
(sholeh) adalah dari Allah dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari)
12. Sesungguhnya yang
dimaksud nazar ialah apa yang diharapkan dengannya keridhoan Allah ‘Azza
wajalla. (HR. Ahmad)
13. Mimpi yang paling
benar ialah (yang terjadi) menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al Hakim
dan Tirmidzi)
14. Hak seorang muslim
yang memiliki harta (peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak melampaui dua
malam kecuali wasiatnya sudah tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim)
15. Mimpi yang baik
oleh seorang yang sholeh merupakan satu dari empat puluh enam bagian dari mimpi
kenabian. (HR. Bukhari)
16. Apabila Allah
memberikan kenikmatan kepada seseorang hendaknya dia pergunakan pertama kali
untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim)
17. Hendaklah kamu
bertakwa kepada Allah. Jika seseorang membongkar keburukan yang diketahuinya
pada dirimu janganlah kamu membongkar keburukan yang kamu ketahui ada pada
dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Perzinaan
1. Apabila perzinaan
dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah
menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)
2. Ada dua golongan
dari penghuni neraka yang Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu kaum yang
menyandang pecut seperti ekor sapi (yang) dipakai untuk memukuli orang-orang
dan wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka melenggang bergoyang.
Rambutnya ibarat punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga atau
mencium harumnya surga yang sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian
sekian. (HR. Muslim)
3. Tercatat atas anak
Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya
melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati
yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan)
oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari)
4. Perzinaan
mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab)
5. Perbuatan lesbian
di antara kaum wanita adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani)
Riya dan Nifak
1. Riya menyia-nyiakan
amal sebagaimana syirik menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’)
2. Yang paling aku
takuti atas kamu sesudah aku tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat
lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
3. Tidak akan tiba
hari kiamat sampai penguasa-penguasa tiap umat ialah orang-orang yang munafik.
(HR. Ar-Rabii’)
4. Sesungguhnya riya
adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
5. Seburuk-buruk
manusia ialah orang yang mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini dengan
wajah yang satu dan mendatangi kelompok lain dengan wajahnya yang lain.
(Mutafaq’alaih)
6. Orang yang riya
berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia
malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang
munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak
ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
7. Paling banyak orang
munafik dari umatku ialah yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari)
8. Menyukai sanjungan
dan pujian membuat orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami).
9. Bila kamu melihat
orang-orang yang sedang memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka taburkanlah
pasir ke wajah-wajah mereka. (HR. Ahmad)
Ujian dan Cobaan
1. Besarnya pahala
sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila
menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya
manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR.
Tirmidzi)
2. Tiada seorang
muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya
kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)
3. Sa’ad bin Abi
Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah
orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi
kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka.
Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji
sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras).
Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari
dosa-dosa. (HR. Bukhari)
4. Barangsiapa
dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah).
(HR. Bukhari)
5. Seorang hamba
memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan
amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai
derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
6. Apabila Allah
menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan
dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
7. Apabila Aku menguji
hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua
matanya dengan surga. (HR. Ahmad)
8. Tiada seorang
mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau
kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan
itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
9. Seorang mukmin
meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang
yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)
10. Tidak semestinya
seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina
dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian
dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
11. Bukanlah dari
(golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya
apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Dilakukan pada saat
kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.
12. Allah menguji
hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas
dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi
Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah
yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang
ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)
13. Salah seorang dari
mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu
(senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya’la)
14. Sesungguhnya Allah
Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya.
Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya
dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka
Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)
17. Barangsiapa
ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak
dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.
(HR. Ath-Thabrani)
15. Bencana yang
paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan
kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)
16. Barangsiapa diuji
lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi
lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang
yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Amal Perbuatan
1. Allah tidak
menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa
iman. (HR. Ath-Thabrani)
2. Sesungguhnya jika
Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya.
Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana
dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Diberinya taufiq untuk
beramal sholeh sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah)
3. Barangsiapa
melakukan amal perbuatan yang bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR.
Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud adalah
amal perbuatan yang berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.
4. Seorang yang
melakukan perbuatan di dalam batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang
anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun yang terjadi (mau tidak mau).
(HR. Al Hakim)
5. Seorang melakukan
amalan-amalan ahli surga sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi sesungguhnya
dia termasuk penghuni neraka, dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli
neraka sebagaimana disaksikan orang-orang tetapi sebenarnya dia tergolong
penghuni surga. (HR. Bukhari)
6. Dunia dihuni empat
ragam manusia. Pertama, seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan ilmu
pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya, menyantuni sanak-keluarganya dan
melakukan apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia berkedudukan paling mulia.
Kedua, seorang yang diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi harta, tetapi
dia tetap berniat untuk bersungguh-sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta
dia juga akan berbuat seperti yang dilakukan rekannya (kelompok yang pertama).
Maka pahala mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan kedua) sama. Ketiga,
seorang hamba diberi Allah harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu pengetahuan.
Dia membelanjakan hartanya dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu
(kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada Allah, tidak menyantuni keluarga
dekatnya, dan tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia berkedudukan paling jahat
dan keji. Keempat, seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki harta maupun ilmu
pengetahuan dari Allah lalu dia berkata seandainya aku memiliki harta kekayaan
maka aku akan melakukan seperti layaknya orang-orang yang menghamburkan uang,
serampangan dan membabi-buta (kelompok yang ketiga), maka timbangan keduanya
sama. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
7. Seorang yang kurang
amalan-amalannya maka Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan kesedihan.
(HR. Ahmad)
8. Seorang sahabat
bertanya, “Ya Rasulullah, yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi Saw
menjawab, “Yang panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi,
“Dan yang bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?” Nabi Saw menjawab,
“Adalah orang yang panjang usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR.
Ath-Thabrani dan Abu Na’im)
9. Amalan-amalan yang
paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan)
meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
10. Jangan mengagumi
amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-Thabrani dan Al
Bazzar)
11. Lakukan apa yang
mampu kamu amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu sendiri jemu.
(HR. Bukhari)
12. Amalkan semua yang
diwajibkan (fardhu) Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa.
(Ath-Thahawi)
Kezaliman
1. Jauhilah kezaliman,
sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Jauhilah kekikiran,
sesungguhnya kekikiran telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu, mereka
saling membunuh dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan. (HR. Bukhari)
2. Barangsiapa
berjalan bersama seorang yang zalim untuk membantunya dan dia mengetahui bahwa
orang itu zalim maka dia telah ke luar dari agama Islam. (HR. Ahmad dan
Ath-Thabrani)
3. Do’anya seorang
yang dizalimi terkabul meskipun dia orang jahat dan kejahatannya menimpa
dirinya sendiri. (HR. Ahmad)
4. Waspadalah terhadap
do’a orang yang dizalimi. Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada tabir
penyekat. (HR. Mashabih Assunnah)
5. Sesungguhnya Allah
Azza Wajalla menangguhkan azabnya terhadap orang zalim dan bila mengazabnya
tidak akan luput. Kemudian Rasulullah membacakan doa dalam surat Hud ayat 102:
“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang
berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (HR.
Muslim)
6. Allah Azza Wajalla
berfirman (hadits Qudsi): “Dengan keperkasaan dan keagunganKu, Aku akan
membalas orang zalim dengan segera atau dalam waktu yang akan datang. Aku akan
membalas terhadap orang yang melihat seorang yang dizalimi sedang dia mampu
menolongnya tetapi tidak menolongnya.” (HR. Ahmad)
7. Kebaikan yang
paling cepat mendapat ganjaran ialah kebajikan dan menyambung hubungan
kekeluargaan, dan kejahatan yang paling cepat mendapat hukuman ialah kezaliman
dan pemutusan hubungan kekeluargaan. (HR. Ibnu Majah)
8. Bila orang-orang
melihat seorang yang zalim tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan Allah
akan menimpakan hukuman terhadap mereka semua. (HR. Abu Dawud)
9. Barangsiapa
menzalimi orang lain terhadap sejengkal lahan maka kelak dia akan dililit
dengan tujuh bumi. (HR. Bukhari dan Muslim)
Murah Hati – Boros – Kikir
1. Tangan yang di atas
(pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR. Bukhari)
2. Maafkanlah
kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun
tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah,
dekat kepada manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati
(dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim (tekun beribadah) tapi
kikir. (HR. Ath-Thabrani)
3. Barangsiapa
melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari
perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab)
4. Tidak akan
berkumpul dalam hati seorang hamba kekikiran dan keimanan. (HR. Aththalayisi)
5. Jauhilah kekikiran.
Sesungguhnya kekikiran itu telah rnembinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (HR.
Muslim)
6. Kemurahan hati
adalah dari (harta) kemurahan hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah
niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR. Ath-Thabrani)
Zuhud dan Tamak
1. Seorang sahabat
datang kepada Nabi Saw dan bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu
amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia.”
Rasulullah Saw menjawab, “Hiduplah di dunia dengan berzuhud (bersahaja) maka
kamu akan dicintai Allah, dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan
manusia, niscaya kamu akan disenangi manusia.” (HR. Ibnu Majah).
2. Telah sukses orang
yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan disenangkan
Allah dengan pemberianNya itu. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Dia merasa senang
dengan rezeki yang diberikan Allah meskipun sedikit.
3. Ya Allah,
langsungkan hidupku dalam kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan miskin, dan
bangkitkan pula aku kembali dalam kelompok orang-orang miskin. (HR. Bukhari)
4. Robbku menawarkan
kepadaku untuk menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku menjawab, “Jangan
ya Allah, aku ingin satu hari kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar
aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila kenyang aku akan bertahmid dan
bersyukur kepada-Mu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
5. Cukup bagi anak
Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. (HR.
Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa ridho
dengan rezeki yang sedikit dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal yang
sedikit dari dia, dan menanti-nanti (mengharap-harap) kelapangan adalah suatu
ibadah. (HR. Bukhari)
7. Kepuasan (rela
dengan bagiannya) adalah pusaka yang tidak bisa hilang. (HR. Al-Baihaqi)
8. Barangsiapa zuhud
di dunia maka ringan baginya segala musibah. (HR. Asysyihaab)
9. Dua orang pelahap
yang tidak pernah kenyang yaitu penuntut ilmu dan penuntut dunia. (HR. Al
Bazzaar)
10. Ketamakan
menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
11. Kekayaan bukan
banyaknya harta-benda yang dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)
Keberanian dan Ketakutan
1. Rasa takut (segan)
terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang
sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.
(HR. Ahmad)
2. Rasa takut (segan)
kepada manusia jangan sampai mencegah seorang apabila rnengetahui suatu yang
hak untuk menegakkannya. (HR. Ahmad)
3. Di antara
wasiat-wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah: “Jangan takut berada di
jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela.” Aku berkata, “Tambah lagi
ya Rasulullah.” Beliau melanjutkan pesannya: “Katakanlah apa yang hak meskipun
akibatnya terasa pahit.”( HR. Ibnu Hibban)
Benar dan Dusta
1. Hendaklah kamu
selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan
membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia
tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta.
Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada
neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi
Allah sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR. Bukhari)
2. Tanda-tanda orang
munafik ada tiga, yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan
bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim)
3. Celaka bagi orang
yang bercerita kepada satu kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar mereka
tertawa. Celakalah dia…celaka dia. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4. Seorang mukmin
mempunyai tabiat atas segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR. Al
Bazzaar)
5. Rasulullah Saw
membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka
mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada
isterinya. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Bila dikhawatirkan
ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta kepada
isteri untuk memelihara kerukunan.
6. Suatu khianat besar
bila kamu berbicara kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu sepenuhnya padahal
dalam pembicaraan itu kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
7. Sesungguhnya Allah
menyukai dusta yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan (merukunkan),
dan Allah membenci kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan. (HR.
Ibnu Babawih)
Tolong-Menolong
1. Seorang mukmin
terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang
lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau).
(Mutafaq’alaih)
2. Kaum muslimin
ibarat satu tangan terhadap orang-orang yang di luar mereka. (HR. Asysyihaab)
3. Kekuatan disertakan
kepada jama’ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri) maka dia
menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi)
4. Tiadalah kamu
mendapat pertolongan (bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-orang yang lemah
dari kalangan kamu. (HR. Bukhari)
5. Pertolonganmu
terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia
dan Asysyihaab)
6. Allah selalu
menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR. Ahmad)
7. Seorang menjadi
kuat karena banyak kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab)
Sabar
1. Sabar adalah separo
iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
2. Tidak ada suatu
rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada
sabar. (HR. Al Hakim)
3. Sabar yang
sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR.
Bukhari)
4. Ada tiga hal yang
termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan
merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)
5. Orang yang bahagia
ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan
cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Akhlak yang Buruk
1. Berhati-hatilah
terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling
bodoh. (HR. Bukhari)
2. Makar, tipu
muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)
3. Orang yang paling
dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR. Bukhari)
4. Bila hilang budaya
malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
5. Sesungguhnya Allah
membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang
meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)
6. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu banyak
bertanya. (HR. Bukhari)
7. Semua (dosa) umatku
akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa) terang-terangan, yaitu yang
melakukan perbuatan dosa pada malam hari lalu Allah menutup-nutupinya kemudian
pada esok harinya dia bercerita kepada kawannya, “Tadi malam aku berbuat
begini…begini…” Lalu dia membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah
‘Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
8. Barangsiapa
mengintai-ngintai (menyelidiki) keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan
mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka
Allah akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam
(tengah-tengah) rumahnya. (HR. Ahmad)
9. Sesungguhnya bila
kamu mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka atau hampir
merusak mereka. (HR. Ahmad)
10. Di antara
tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu
memburu kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan
dosa. (HR. Al Hakim)
11. Tahukah kamu siapa
orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih
mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari
umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa,
shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang
itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini
menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula
pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti
tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di
atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)
12. Sesungguhnya Allah
membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-kawannya. (HR.
Ad-Dailami)
13. Sesungguhnya orang
yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena
ditakuti kejahatannya. (Mutafaq’alaih)
14. Dua sifat tidak
akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang
buruk. (HR. Ahmad)
15. Akan tiba satu
jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan
kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita
(seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah
yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah.
(HR. Ad-Dailami)
16. Alangkah baiknya
orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi
(membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)
17. Sesungguhnya Allah
membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara
keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada
siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh
dan tidak mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)
18. Barangsiapa
menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari
mereka. (HR. Abu Dawud)
19. Kelak akan menimpa
umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan
lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta
dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia,
saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan
kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Akhlak
1. Paling dekat dengan
aku kedudukannya pada had kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan
sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)
2. Tidak ada sesuatu
yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR.
Abu Dawud)
3. Ummu Salamah,
isteri Nabi Saw bertanya, “Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang
kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama
suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?” Nabi
Saw menjawab, “Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik
akhlaknya dengan berkata, “Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia
paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu
Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat.”
(HR. Ath-Thabrani)
4. Kamu tidak bisa
memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik
(simpati) dan dengan akhlak yang baik. (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)
5. Kebajikan itu ialah
akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu
tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)
6. Ya Rasulullah,
terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang
lain. Nabi Saw menjawab, “Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah
lurus (jujur)’.” (HR. Muslim)
7. Jauhilah segala
yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Relalah dengan
pembagian (rezeki) Allah kepadamu niscaya kamu menjadi orang paling kaya.
Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu niscaya kamu termasuk orang mukmin.
Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri niscaya
kamu tergolong muslim, dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya
terlalu banyak tertawa itu mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
8. Di antara akhlak
seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan
tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji
ditepati. (HR. Ad-Dailami)
9. Tidak ada
kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang
lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih
terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih
kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang
baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang
luhur. Tidak ada wara’ yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan
kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur
(berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar.
(HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
10. Menghemat dalam
nafkah separo pendapatan (belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang lain
adalah separo akal, sedangkan bertanya dengan baik adalah separo ilmu. (HR.
Ath-Thabrani)
11. Kemuliaan orang
adalah agamanya, harga dirinya (kehormatannya) adalah akalnya, sedangkan
ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
12. Kebijaksanaan
adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari
siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya. (HR. Ibnu
Hibban)
13. Kalau kamu sudah
tidak punya malu lagi, lakukanlah apa yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
14. Tidak ada sesuatu
yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan
(menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta’ala. (HR. Ahmad)
15. Seorang sahabat
berkata kepada Nabi Saw, “Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi Saw
berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan
Nabi Saw tetap berulang kali berpesan, “Jangan suka marah.” (HR. Bukhari)
16. Barangsiapa banyak
diam maka dia akan selamat. (HR. Ahmad)
17. Hati-hatilah
terhadap prasangka. Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling dusta. (HR.
Bukhari)
18. Bukan akhlak
seorang mukmin berbicara dengan lidah yang tidak sesuai kandungan hatinya.
Ketenangan (sabar dan berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa
(terburu-buru) adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)
19. Seorang yang baik
keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan
dengannya. (HR. Tirmidzi)
20. Dekatkan dirimu
kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah
ihsan kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena
dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu. (HR. Muslim)
21. Sesungguhnya aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)
22. Barangsiapa rendah
hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan
barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya. (HR.
Ath-Thabrani)
23. Allah mewahyukan
kepadaku agar kamu berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang menzalimi
orang lain atau menyombongkan dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)
25. Sifat malu adalah
dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah
kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
26. Sesungguhnya
cemburu (yakni cemburu yang wajar dan masuk akal adalah bagian) dari keimanan.
(HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)
27. Kebajikan ialah
akhlak yang baik dan dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu
tidak suka bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)
28. Mintalah fatwa
(keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan
jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa
dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi
fatwa kepadamu. (HR. Muslim)
24. Orang yang membawa
(mengangkut) sendiri barang dagangannya maka dia terbebas dari kesombongan.
(HR. Al-Baihaqi)
Anak Yatim
1. Aku dan pengasuh
anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
(Rasulullah Saw.
menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).
2. Sebaik-baik rumah
kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang
diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah
rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan
buruk. (HR. Ibnu Majah)
3. Aku dan seorang wanita
yang pipinya kempot dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari kiamat seperti
ini (Nabi Saw menunjuk jari telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal
wafat suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia seorang yang berkedudukan
terhormat dan cantik namun dia mengurung dirinya untuk menekuni asuhan
anak-anaknya yang yatim sampai mereka kawin (berkeluarga dan berumah tangga)
atau mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4. Harta-benda anak
yatim tidak terkena zakat sampai dia baligh. (HR. Abu Ya’la dan Abu Hanifah)
5. Tidak disebut lagi
anak yatim bila sudah baligh. (HR. Abu Hanifah)
6. Demi yang mengutus
aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi
anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya,
dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap
tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima
sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya
sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam
genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya)
kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)
7. Barangsiapa menjadi
wali atas harta anak yatim hendaklah diperkembangkan (diperdagangkan) dan
jangan dibiarkan harta itu susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR.
Al-Baihaqi)
Pembantu Rumah Tangga dan Para Budak
1. Abu Sa’id Al Badri
berkata, “Aku sedang menyambuk budakku yang muda, lalu aku mendengar suara
orang menyeru dari belakangku. Orang itu berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud.”
Sungguh aku tidak tahu suara siapakah itu karena ketika itu aku sedang berang
(marah). Ketika orang itu mendekatiku tahulah aku ternyata yang datang adalah
Rasulullah Saw. Beliau berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud…Ketahuilah hai Aba
Mas’ud.” Mendengar perkataan itu aku campakkan cambuk dari tanganku. Beliau
kemudian melanjutkan ucapannya, “Ketahuilah, hai Aba Mas’ud, sesungguhnya Allah
lebih mampu bertindak terhadapmu daripada tindakanmu terhadap anak muda itu.”
Aku spontan menjawab, “Ya Rasulullah, dia sekarang ini aku merdekakan karena
Allah.” Nabi Saw berkata, “Kalau kamu tidak memerdekakannya maka api neraka
akan menjilatmu.” (HR. Muslim)
2. Seorang sahabat
berkata kepada Rasulullah Saw, “Pelayan (pembantu rumah tangga) saya berbuat
keburukan dan kezaliman.” Nabi Saw menjawab, “Kamu harus memaafkannya setiap
hari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Baihaqi)
3. Apa yang kamu
ringankan dari pekerjaan pembantumu bagimu pahala di neraca timbanganmu. (HR.
Ibnu Hibban)
4. Bagi seorang budak
jaminan pangan dan sandangnya. Dia tidak boleh dipaksa melakukan pekerjaan yang
tidak mampu dilakukannya. (HR. Muslim)
5. Pelayan-pelayanmu
adalah saudara-saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung di bawah
kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya yang berada di bawah naungan kekuasaannya
hendaklah mereka diberi makan serupa dengan yang dia makan dan diberi pakaian
serupa dengan yang dia pakai. Janganlah membebani mereka dengan pekerjaan yang
tidak dapat mereka tunaikan. Jika kamu memaksakan suatu pekerjaan hendaklah
kamu ikut membantu mereka. (HR. Bukhari)
6. Ada tiga golongan
orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuhku. Barangsiapa menjadi
musuhku maka aku memusuhinya. Pertama, seorang yang berjanji setia kepadaku
lalu dia ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang menjual orang yang merdeka
(bukan budak) lalu memakan uang harga penjualannya. Ketiga, seorang yang
mengkaryakan (memperkerjakan) seorang buruh tapi setelah menyelesaikan
pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya upah. (HR. Ibnu Majah)
7. Jangan memukul
budak perempuanmu hanya karena dia memecahkan barang pecah-belahmu.
Sesungguhnya barang pecah-belah itu ada waktu ajalnya seperti ajalnya manusia.
(HR. Abu Na’im dan Ath-Thabrani)
8. Berikanlah kepada
buruh upahnya sebelum kering keringatnya. (HR. Abu Ya’la)
9. Apabila seseorang
memukul pelayannya (pembantunya) lalu dia menyebut Allah maka hendaklah dia
mengangkat tangannya (menghentikan niat memukul). (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
10. Berdosalah orang
yang menahan pemberian pangan kepada orang yang menjadi tanggungannya. (HR.
Muslim)
11. Nabi Saw melarang
memperkerjakan seorang buruh sebelum jelas upah yang akan diterimanya. (HR.
An-Nasaa’i)
12. Menzhalimi upah
terhadap buruh termasuk dosa besar. (HR. Ahmad)
13. Seorang budak yang
setia kepada tuannya dan beribadah kepada Robbnya dengan baik maka baginya dua
kali lipat pahala. (HR. Asysyihaab)
14. Barangsiapa yang
merusak hubungan pelayannya dengan keluarganya bukanlah dia dari golongan kami
dan barangsiapa yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya maka dia
juga bukan termasuk golongan kami. (HR. Al-Baihaqi)
Tetangga
1. Malaikat Jibril
Alaihissalam selalu berpesan kepadaku tentang tetangga sehingga aku mengira dia
akan menetapkan hak waris bagi tetangga. (HR. Bukhari)
2. Tiap empat puluh
rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan
dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-Thahawi).
3. Tetangga adalah
orang yang paling berhak membeli rumah tetangganya. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Janganlah seorang
melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding rumahnya. (HR.
Bukhari)
5. Hak tetangga ialah
bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila
dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran)
kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan
selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk
menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan
rumahnya yang dapat menutup kelancaran angin baginya dan jangan kamu
mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk
diberikan kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)
6. Di antara
kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang
luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
7. Nabi Saw berdoa:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat
pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga orang-orang Badui suka berpindah-pindah.”
(HR. Ibnu ‘Asakir)
8. Tiada beriman
kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar
padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al Bazzaar)
9. Barangsiapa ingin
disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan
tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al-Baihaqi) .
10. Pilihlah tetangga
(lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah.
Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum
berangkat (bepergian). (HR. Al Khatib)
Ayah – Ibu – Anak – Keluarga
1. Keridhaan Allah
tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada
murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)
2. Seorang datang
kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Saw
bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?” Orang itu
menjawab, “Masih.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Untuk kepentingan mereka lah kamu
berjihad.” (Mutafaq’alaih)
Penjelasan:
Nabi Saw melarangnya
ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk mengurusi
mereka.
3. Rasulullah Saw
pernah berkata kepada seseorang, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.”
(Asy-Syafi’i dan Abu Dawud)
Keterangan:
Terdapat satu riwayat
yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan, ada
laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: “Ya
Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ….” “Pergilah Kau
membawa ayahmu kesini”, perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun
menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: “Ya,
Muhammad, Allah ‘Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan
kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang
dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua
itu tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: “Mengapa anakmu mengadukanmu?
Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya?” Lelaki tua itu menjawab:
“Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu
untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya,
atau untuk keperluan saya sendiri?” Rasulullah bersabda lagi: “Lupakanlah hal
itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan
tak pernah didengar oleh telingamu!” Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba
menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: “Demi Allah, ya Rasulullah,
dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat keimananku dengan ke-Rasul-anmu.
Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah
mendengarnya …” Nabi mendesak: “Katakanlah, aku ingin mendengarnya.” Orang tua
itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: “Saya mengatakan kepadanya
kata-kata ini: ‘Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua
hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari,
hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan
resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang
dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut, padahal aku tahu ajal
pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau
cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah
kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang…, kau tak mampu penuhi hak
ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan
dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu …, seakanakan
kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.’ Selanjutnya Jabir
berkata: “Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu
seraya berkata: “Engkau dan hartamu milik ayahmu!” (HR. At-Thabarani dalam
“As-Saghir” dan Al-Ausath).
4. Jangan mengabaikan
(membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka
dia kafir. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud kufur
nikmat dan bukan kufur akidah.
5. Barangsiapa
menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia
mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan
baginya. (HR. Muslim)
6. Seorang sahabat
bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan
persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan
kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.”
(Mutafaq’alaih).
7. Ibu dan Bapak
berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang anak
tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR.
Ad-Dailami).
8. Barangsiapa berhaji
untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan
dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan
kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni).
9. Rasulullah Saw
ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah
(yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
Penjelasan:
Kalau berbakti masuk
surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka.
10. Apabila seorang
meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR.
Ad-Dailami)
11. Termasuk dosa
besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, “Bagaimana
(mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw
menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas)
mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun
(membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq’alaih)
12. Kedudukan seorang
paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)
13. Warisan bagi Allah
‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada
Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).
14. Salah satu
kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya
(dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)
15. Tiap bayi
dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR.
Bukhari)
16. Seorang datang
kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw
menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya
kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).
17. Cintailah
anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka
tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka
rezeki. (HR. Ath-Thahawi).
18. Bertakwalah kepada
Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)
19. Sama ratakan
pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap
yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR.
Ath-Thabrani)
20. Barangsiapa
mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)
21. Anak menyebabkan
kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu ‘Asakir).
22. Barangsiapa
memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib
baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).
23. Seorang ibu yang
kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela
dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim)
24. Ajarkan
putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).
25. Setiap anak
tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang
disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau
seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa’i)
26. Barangsiapa
menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia
bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya
akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah
memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii’).
27. Ibu mertua
kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
28. Abang yang tertua
(sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)
29. Orang yang memutus
hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq’alaih)
30. Rahim adalah
cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan dan
pengaduan: “Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah
diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi
mereka, ya Robbi, ya Robbi.” Lalu Allah menjawab: “Tidakkah kamu ridha Aku menyambung
hubunganKu dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan
orang yang memutus hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari)
31. Rasulullah Saw
memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang yang
menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila
ternyata ada kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam
perbendaharaan negara (baitul maal). (HR. Ahmad)
33. Cukup berdosa
orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).
32. Bukanlah dari
golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam
menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)
Wanita
1. Wanita adalah
belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
2. Jihadnya kaum
wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad)
3. Diperlihatkan
kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka.
Para sahabat bertanya, “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi Saw menjawab,
“Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat
ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang
tidak menyenangkannya dia akan berkata, “Kamu belum pernah berbuat baik
kepadaku.” (HR. Bukhari)
4. Wahai kaum wanita,
aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan
lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya
dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya
paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat
mungkin. (HR. Bukhari)
5. Apabila seorang
dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka
hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan
gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim)
6. Janganlah seorang
laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah
syetan. (HR. Abu Dawud)
7. Barangsiapa
berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah
Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)
8. Janganlah laki-laki
berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya,
dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali
didampingi mahramnya. (HR. Muslim)
9. Rasulullah Saw
melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah
(sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad)
10. Janganlah seorang
lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia
mahramnya. (HR. Muslim)
11. Seorang wanita
yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan
maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR.
An-Nasaa’i)
12. Tiada aku
meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada
godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
13. Tiap menjelang
pagi hari dua malaikat berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka
wanita dari godaan laki-laki.” (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)
14. Wanita adalah alat
perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).
Pergaulan
1. Apabila seorang
datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR.
Ad-Dainuri dan Tirmidzi)
2. Lakukanlah ziarah
dengan jarang-jarang agar lebih menambah kemesraan. (HR. Ibnu Hibban)
3. Laki-laki memberi
salam kepada wantia dan wanita jangan memberi salam kepada laki-laki. (HR.
Ad-Dainuri)
4. Apabila kamu saling
berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila berpisah
maka berpisahlah dengan ucapan istighfar. (HR. Ath-Thahawi)
5. Sahabat Anas Ra
berkata, “Kami disuruh oleh Rasulullah Saw agar jawaban kami tidak lebih
daripada “wa’alaikum”. (HR. Ad-Dainuri).
Penjelasan:
Yakni ketika orang non
muslim (Yahudi, Nasrani, dan lain-lain) memberi salam kepada seorang muslim
maka jawabannya tidak boleh lebih dari: “Wa’alaikum,” artinya: “Dan juga
bagimu”. Namun jika yang mengucapkan salam tersebut orang Islam, maka kita
harus membalasnya dengan ucapan yang lebih baik, atau minimal sama. Firman
Allah, “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan
itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Surat 4. AN NISAA’ – Ayat 86)
6. Apabila dua orang
muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap “Alhamdulillah” dan
beristighfar maka Allah ‘Azza Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud)
7. Senyummu ke wajah
saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)
8. Apabila berkumpul
tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan
meninggalkan orang yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan
dan perasaan tidak enak baginya). (HR. Bukhari)
9. Apabila seorang
bertamu lalu minta ijin (mengetuk pintu atau memanggil-manggil) sampai tiga
kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu) maka hendaklah ia pulang. (HR.
Bukhari)
10. Seorang tamu yang
masuk ke rumah suatu kaum hendaklah duduk di tempat yang ditunjuk kaum itu
sebab mereka lebih mengenal tempat-tempat aurat rumah mereka. (HR.
Ath-Thabrani)
11. Menyendiri lebih
baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh lebih
baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada
berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk.
(HR. Al Hakim)
12. Seseorang adalah
sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati
dalam memilih kawan pendamping. (HR. Ahmad)
13. Sesungguhnya Allah
Ta’ala menyukai kelestarian atas keakraban kawan lama, maka peliharalah
kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami)
14. Seorang mukmin
yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang
tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka.
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
15. Amal perbuatan
yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan
kesenangan ke dalam hati seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)
16. Barangsiapa
mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka untuk
mencolok matanya. (HR. Muslim)
17. Seorang mukmin
adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera
memperbaikinya. (HR. Bukhari)
18. Tiga perbuatan
yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan
kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni
saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)
19. Jibril
Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan
mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii’)
20. Seorang muslim
adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak
mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan
nama baiknya). (HR. Muslim)
21. Rasulullah Saw
melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)
22. Janganlah kamu
duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami
memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang.” Rasulullah kemudian berkata,
“Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya.” Mereka bertanya,
“Apa haknya jalanan itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Memalingkan
pandangan (bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam
(dari orang yang lewat), dan beramar ma’ruf nahi mungkar.” (Mutafaq’alaih)
23. Termasuk sunnah
bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)
24. Rasulullah Saw
menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah
tersebut. (HR. Bukhari)
25. Jangan menolak
hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)
26. Hendaknya kamu
saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan
kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)
27. Seorang pemuda
yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah
mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)
28. Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu
tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu
termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga
menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)
29. Barangsiapa
menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta
hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang
disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)
30. Barangsiapa
membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah
akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi)
31. Apabila kawan
muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal
sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di
akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)
32. Jiwa-jiwa manusia
ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling
mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)
33. Tiada beriman
seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya
sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)
34. Hubungilah orang
yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang
enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya,
jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)
35. Belalah
(tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah
dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan
(dibela). (HR. Bukhari)
36. Barangsiapa tidak
memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari
mereka. (HR. Abu Dawud)
37. Jangan menunjukkan
kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan
akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)
38. Apabila kamu
memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)
39. Wahai segenap
manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi
seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas
orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang
merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR.
Ahmad)
40. Tidak boleh ada
gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan.
(HR. Malik)
41. Cukup jahat orang
yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)
42. Tidak halal bagi
seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga
malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang
terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)
43. Barangsiapa
meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad
dan Abu Dawud)
44. Tidak akan masuk
surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia
orang lain). (HR. Bukhari)
45. Perumpamaan
orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti
satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa
tidur dan demam. (HR. Muslim)
46. Kawan pendamping
yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi,
kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat
tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya.
(HR. Bukhari)
Halal dan Haram
1. Yang halal itu
jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal
musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia
telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus
dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan,
hampir-hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai
tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal
yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging.
Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat
daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah
hati.” (HR. Bukhari)
Keterangan:
Khusus untuk hadits
no.1 ini saya ambil langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya
Al-Albani, karena saya lihat arti (terjemahan) yang bersumber dari buku 1100
Hadits Terpilih ini kurang tepat. Disana disebutkan, “Barangsiapa terperosok ke
dalam hal yang syubhat (perkara-perkara yang diragukan hukumnya) maka dia
terperosok dalam yang haram.” Padahal kalimat yang tepat bukan menyatakan “pasti”,
tapi “hampir-hampir” terperosok kepada yang haram. Wallaahu’alam.
2. Seorang sahabat
bertanya kepada Rasulullah Saw: “Apabila aku shalat semua yang fardhu (yang
wajib / shalat lima waktu) dan puasa pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang
halal dan mengharamkan yang haram dan tidak lebih dari itu, apakah aku bisa
masuk surga?” Nabi Saw menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)
3. Lautan airnya suci
(untuk wudhu) dan bangkai ikannya halal (untuk dimakan). (HR. Bukhari)
4. Orang yang
mengharamkan sesuatu yang halal serupa dengan orang yang menghalalkan sesuatu
yang haram. (HR. Asysyihaab)
5. Yang halal jelas
dan yang haram jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam
(syubhat / kabur / samar-samar). (HR. Bukhari)
6. Akan datang satu
masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak ribanya
maka ia akan terkena asapnya (atau debunya). (HR. Abu Dawud)
7. Tiap tubuh yang
tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama membakarnya. (HR.
Ath-Thabrani)
Ilmu Pengetahuan dan Kebodohan
1. Tuntutlah ilmu,
sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla,
dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat
dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan
di akhirat. (HR. Ar-Rabii’)
2. Wahai Aba Dzar,
kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat
(sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan baik
dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu raka’at. (HR.
Ibnu Majah)
3. Menuntut ilmu wajib
atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
4. Tuntutlah ilmu dan
belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah
hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
5. Janganlah kalian
menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan
di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu
untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik
perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka …
neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Kelebihan seorang
alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama
terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
7. Barangsiapa
merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
(HR. Muslim)
8. Duduk bersama para
ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)
9. Apabila kamu
melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Saw menjawab,
“Majelis-majelis taklim.” (HR. Ath-Thabrani)
10. Apabila muncul
bid’ah-bid’ah di tengah-tengah umatku wajib atas seorang ‘alim menyebarkan
ilmunya (yang benar). Kalau dia tidak melakukannya maka baginya laknat Allah,
para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan diterima sodaqohnya dan kebaikan
amalannya. (HR.Ar-Rabii’)
11. Barangsiapa ditanya
tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat
dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
12. Seorang alim
apabila menghendaki dengan ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti oleh
segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta maka dia akan takut dari
segala sesuatu. (HR. Ad-Dailami)
13. Yang aku takuti
terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)
14. Yang aku takuti
terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang
zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)
15. Celaka atas umatku
dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
16. Barangsiapa
dimintai fatwa sedang dia tidak mengerti maka dosanya adalah atas orang yang
memberi fatwa. (HR. Ahmad)
17. Orang yang paling
pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan
ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
18. Apabila kamu
melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia
adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
19. Seorang ulama yang
tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal perbuatan
harus sesuai dengan ajaran-ajarannya). (HR. Ad-Dailami)
20. Termasuk
mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua
yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya[1], serta penguasa yang
adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
21. Sesungguhnya Allah
tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan
para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian
orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia
memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan.
(Mutafaq’alaih)
22. Sedikit ilmu lebih
baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu
beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga
(ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
23. Maafkanlah dosa
orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang penguasa
yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala membimbing mereka apabila ada yang
tergelincir. (HR. Bukhari)
24. Saling berlakulah
jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat
dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta.
(HR. Abu Na’im)
Catatan Kaki:
[1] Pengemban Al
Qur’an dan ahlinya termasuk pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak ajaran
Al Qur’an.
Jaman
1. Sebaik-baik umatku
adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian
sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa
dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka
bernazar (berjanji) tetapi tidak menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk.
(HR. Tirmidzi)
2. Tiada datang
kepadamu jaman kecuali yang sesudahnya lebih buruk dari pada yang sebelumnya
sampai kamu berjumpa dengan Allah. (HR. Ahmad)
3. Jangan memaksa
dirimu berjaga (tidak tidur) pada malam hari karena kamu tidak mampu melakukannya.
Bila seseorang mengantuk maka hendaklah dia tidur di tempat tidurnya sendiri
dan itu lebih aman. (HR. Ad-Dailami)
4. Pada hari Jum’at
terdapat saat yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu kebaikan
maka Allah akan memberinya, yaitu saat antara duduknya seorang imam (Khatib)
sampai usainya shalat. (HR. Muslim)
Dunia dan Segala Isinya
1. Barangsiapa pada
pagi hari aman dalam kelompoknya, sehat tubuhnya, memiliki pangan untuk
seharinya, maka dia seolah-olah memperoleh dunia dengan segala isinya. (HR.
Tirmidzi)
2. Perbandingan dunia
dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut
lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu
Majah)
3. Aku dan dunia
ibarat orang dalam perjalanan menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah
pohon untuk beristirahat dan setelah itu meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)
4. Dunia ini cantik
dan hijau. Sesungguhnya Allah menjadikan kamu kholifah dan Allah mengamati apa
yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan dunia. Sesungguhnya
fitnah pertama yang menimpa bani Israil adalah godaan kaum wanita. (HR. Ahmad)
5. Dapat diperkirakan
bahwa kamu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang
yang berebut melahap isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya, “Apakah saat
itu jumlah kami sedikit, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan saat
itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti buih air bah (tidak berguna) dan
kalian ditimpa penyakit wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu penyakit wahan,
ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut
mati.” (HR. Abu Dawud)
6. Demi Allah,
bukanlah kemelaratan yang aku takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti
adalah bila dilapangkannya dunia bagimu sebagaimana pernah dilapangkan
(dimudahkan) bagi orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian saling berlomba
sebagaimana mereka berlomba, lalu kalian dibinasakan olehnya sebagaimana mereka
dibinasakan. (HR. Ahmad)
7. Malaikat Jibril
datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu namun
engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau pasti akan diganjar, dan
cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau akan berpisah dengannya.
Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat malamnya dan
kehormatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR.
Ath-Thabrani)
8. Janganlah kalian
mencaci-maki dunia. Dia adalah sebaik-baik kendaraan. Dengannya orang dapat
meraih kebaikan dan dapat selamat dari kejahatan. (HR. Ad-Dailami)
9. Sesungguhnya Allah
melindungi hambaNya yang mukmin dari godaan dunia dan Allah juga menyayanginya
sebagaimana kamu melindungi orangmu yang sakit dan mencegahnya dari makanan
serta minuman yang kamu takuti akan mengganggu kesehatannya. (HR. Al Hakim dan
Ahmad)
Muamalah (Hubungan Kemasyarakatan)
1. Biarlah manusia
saling memberi rezeki kepada yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi)
2. Apabila Allah
menginginkan kemajuan dan kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah memberi
mereka karunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah
menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan kegagalan maka Allah membuka bagi
mereka pintu pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani)
3. Jangan kamu saling
dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan saling
benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi
atas penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim adalah saudara muslim lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya,
tidak membohonginya dan tidak merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw
menunjuk ke dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang patut dinilai buruk
bila merendahkan saudaranya yang muslim. Seorang muslim haram menumpahkan
darah, merampas harta, dan menodai kehormatan muslim lainnya. (HR. Muslim)
4. Pedagang yang jujur
amanatnya kelak di hari kiamat bersama-sama para nabi, shiddiqin dan para
shuhada. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Nabi Saw melarang
menjual-beli uang muka (persekot). Artinya, memperjual belikan uang muka. (HR.
Abu Dawud)
6. Apabila terjadi
perselisihan antara penjual dan pembeli maka keputusan ada di tangan penjual.
Apakah pembeli menyetujuinya atau jual-beli batal. (HR. Abu Hanifah)
7. Barangsiapa menjual
buah-buahan lalu buah-buahan itu rusak (busuk) maka dilarang menerima uang
penjualannya. Mengapa dia mengambil dengan tidak sah uang saudaranya semuslim?
(HR. Ibnu Majah)
8. Rasulullah Saw
melarang orang menjual air. (Mutafaq’alaih)
Keterangan:
Yakni air yang bersumber
dari sumber aslinya, seperti air hujan, mata air pegunungan, air sungai, air
laut, air danau, dan lain-lain. Seandainya ada orang yang hendak mengambil air
ke sumber-sumber air tersebut, maka siapapun tidak berhak untuk melarang atau
pun menjual dan menentukan harga airnya. Siapapun tidak ada yang boleh
menguasai dan memonopoli sumber-sumber air tersebut. Firman Allah, “Dia-lah,
Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (Surat 16. AN NAHL – Ayat 10). Namun,
seandainya air tersebut sudah di proses, misalnya yang semula masih kurang
hygenis, lalu diolah dan diproses menjadi air murni yang segar (seperti air dalam
kemasan) yang layak untuk diminum, maka boleh untuk dijual, karena orang atau
perusahaan yang telah memprosesnya tersebut telah mengeluarkan tenaga serta
biaya juga. Wallaahu’alam.
9. Apabila seorang
kehilangan atau kecurian barangnya kemudian ditemukan di tangan seseorang maka
orang itu (yang kehilangan) lebih berhak memiliki kembali barangnya. Adapun
orang yang membeli barang tersebut hendaknya menuntut pengembalian uangnya dari
penjual barang tersebut. (HR. Ibnu Majah)
10. Tidak boleh
menjual buah-buahan sampai terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)
11. Allah memberkahi
penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah dan penagihan
yang mudah. (HR. Ath-Thahawi)
12. Rasulullah Saw
melarang penjualan karena terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak kebutuhan)
dan melarang penjualan dengan pemalsuan (penipuan). (HR. Mashabih Assunnah)
13. Tidak sah
perceraian, penjualan atau pembelian yang dilakukan orang gila. (HR. Abu
Hanifah)
14. Allah Ta’ala
berfirman (dalam hadits Qudsi) :”Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang
berserikat dalam usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang)
kepada yang lainnya. Apabila berlaku curang maka Aku ke luar dari mereka.” (Abu
Dawud)
15. Orang yang
mendatangkan barang dagangan (impor) untuk dijual selalu akan memperoleh rezeki
dan orang yang menimbun barang akan dikutuk Allah. (HR. Ibnu Majah dan
Aththusi)
16. Barangsiapa
menimbun bahan pangan kebutuhan kaum muslimin maka Allah akan menimpanya dengan
kebangkrutan dan penyakit lepra. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
17. Rasulullah Saw
memutuskan untuk mendahulukan penyelesaian hutang sebelum melaksanakan wasiat.
(HR. Al Hakim)
Keterangan:
Hadits ini merupakan
petunjuk bagaimana tata urutan menunaikan harta warisan ketika seseorang
meninggal dunia. Maka yang pertama adalah pembayaran hutang, lalu menunaikan
wasiat, kemudian baru sisa harta warisan yang ada dibagikan kepada ahli waris.
18. Berhati-hatilah
dalam berhutang. Sesungguhnya berhutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan
kerendahan diri (kehinaan) di siang hari. (HR. Ibnu Babawih dan Al-Baihaqi)
19. Orang kaya yang
menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah kezaliman.
(HR. Bukhari)
20. Roh seorang mukmin
masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai hutangnya di dunia dilunasi.
(HR. Ahmad)
21. Barangsiapa
mengambil harta orang-orang untuk disampaikannya (kepada yang berhak) maka
Allah akan menyampaikannya dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud
merusaknya maka Allah akan merusak orang itu. (HR. Bukhari)
22. Jangan menimbulkan
ketakutan pada dirimu sendiri sesudah terasa olehmu keamanan (ketentraman).
Para sahabat bertanya, “Apa yang menimbulkan ketakutan itu, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Hutang.” (HR. Ahmad)
23. Sebaik-baik kamu
ialah yang paling baik dalam membayar hutangnya. (HR. Bukhari)
24. Seorang hamba
muslim yang membayar hutang saudaranya maka Allah akan melepaskan ikatan
penggadaiannya pada hari kiamat. (HR. Mashabih Assunnah)
25. Hutang adalah
bendera Allah di muka bumi. Apabila Allah hendak menghinakan seorang hamba maka
diikatkan ke lehernya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
26. Waspadalah dan
hindarilah do’a orang yang dalam kesulitan untuk membayar kembali hutangnya.
(HR. Ad-Dailami)
27. Berlakulah lunak
dan saling mengasihi. Hendaklah kamu saling mengalah terhadap yang lain.
Apabila orang yang punya hak mengetahui kebaikan yang akan diperolehnya
disebabkan menunda tuntutannya atas haknya pasti orang yang punya tuntutan atas
haknya akan lari menjauhi orang yang dituntutnya. (HR. Bukhari)
28. Apabila seorang
menghutangi orang lain maka janganlah mengambil suatu kelebihan (komisi). (HR.
Ahmad)
29. Barangsiapa
mengangkat senjata terhadap kami tidaklah dia dari golongan kami dan
barangsiapa menipu kami maka dia bukan dari golongan kami. (HR. Bukhari)
30. Unta yang
digadaikan boleh ditunggangi karena dikeluarkan biaya pemeliharaannya dan
susunya boleh diminum oleh orang yang menyimpan unta tersebut. (HR. Bukhari)
31. Seorang laki-laki
yang menzinai wanita merdeka atau budak maka anaknya adalah anak zina. Dia
tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki tersebut. (HR. Tirmidzi)
32. Pembunuh tidak
bisa menerima warisan dari orang yang dibunuhnya. (HR. Tirmidzi)
33. Seorang kafir
tidak boleh mewarisi harta orang muslim dan orang muslim pun tidak boleh mewarisi
harta orang kafir. (HR. Bukhari)
34. Apabila kamu
menimbang hendaklah ditepati. (HR. Ibnu Majah)
35. Barangsiapa
menanami lahan orang lain tanpa ijin dari pemiliknya maka baginya pengembalian
biaya penanaman dan tidak mendapat bagian dari hasil tanaman. (HR. Ahmad)
36. Pemilik hak berhak
pula berbicara agak keras (misalnya terhadap yang berhutang). (HR. Bukhari dan
Muslim)
37. Kaum muslimin
berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang
rumput yang tidak bertuan), dan api. (HR. Abu Dawud)
Menunaikan Amanat
1. Tunaikanlah amanat
terhadap orang yang mengamanatimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang
mengkhianatimu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
2. Tiada beriman orang
yang tidak memegang amanat dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati
janji. (HR. Ad-Dailami)
3. Orang yang diajak
bermusyawarah (dimintai pendapat) adalah orang yang bisa memegang amanat
(jujur, ikhlas dan dapat menyimpan rahasia). (HR. Ath-Thabrani)
4. Apa yang
dibicarakan dan terjadi dalam majelis-majelis (rapat atau pertemuan) harus
dijaga dan dipelihara sebagai amanat. (HR. Abu Dawud)
Kemiskinan
1. Aku menjenguk ke
surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu
aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum
wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Orang-orang
fakir-miskin akan memasuki surga lima ratus tahun[1] sebelum orang-orang kaya
memasukinya. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
3. Kesengsaraan yang
paling sengsara ialah miskin di dunia dan disiksa di akhirat. (HR. Ath-Thabrani
dan Asysyihaab)
4. Balasan amal dari
seorang miskin terhadap orang kaya ialah kesetiaan (keikhlasan) dan doa. (HR.
Abu Dawud)
5. Kasihanilah tiga
golongan orang yaitu orang kaya dalam kaumnya lalu melarat, seorang yang semula
mulia (terhormat dalam kaumnya) lalu terhina, dan seorang ‘alim yang
dipermainkan (diperolok-olok) oleh orang-orang yang dungu dan jahil. (HR.
Asysyihaab)
6. Hampir saja
kemiskinan (kemiskinan jiwa dan hati) berubah menjadi kekufuran. (HR.
Ath-Thabrani)
Catatan Kaki:
[1] Lima ratus tahun
adalah setengah hari di surga karena sehari di sisi Allah sama dengan seribu
tahun di dunia. Wallaahu’alam.
Harta dan Kekayaan
1. Yang dinamakan
kekayaan bukanlah banyaknya harta-benda tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan
jiwa (hati). (HR. Abu Ya’la)
2. Setiap orang lebih
berhak atas harta miliknya daripada ayahnya atau anaknya dan segenap manusia.
(HR. Al-Baihaqi)
3. Harta kekayaan
adalah sebaik-baik penolong bagi pemeliharaan ketakwaan kepada Allah. (HR.
Ad-Dailami)
4. Tiap menjelang pagi
hari dua malaikat turun. Yang satu berdoa: “Ya Allah, karuniakanlah bagi orang
yang menginfakkan hartanya tambahan peninggalan.” Malaikat yang satu lagi
berdoa: “Ya Allah, timpakan kerusakan (kemusnahan) bagi harta yang ditahannya
(dibakhilkannya).” (Mutafaq’alaih)
5. Harta yang dizakati
tidak akan susut (berkurang). (HR. Muslim)
6. Sesungguhnya rezeki
mencari seorang hamba sebagaimana ajal mencarinya. (HR. Ath-Thabrani)
7. Cinta yang sangat
terhadap harta dan kedudukan dapat mengikis agama seseorang. (HR. Aththusi)
8. Anak Adam berkata:
“Hartaku… hartaku…” Nabi Saw bersabda: “Adakah hartamu, hai anak Adam kecuali
yang telah kamu belanjakan untuk makan atau membeli sandang lalu kumal, atau
sedekahkan lalu kamu tinggalkan.” (HR. Muslim)
9. Apa yang sedikit
tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan. (HR. Abu Dawud)
10. Bagi tiap sesuatu
terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah
harta-benda. (HR. Tirmidzi)
11. Akan datang bagi
manusia suatu jaman dimana orang tidak peduli apakah harta yang diperolehnya
halal atau haram. (HR. Bukhari)
12. Wahai ‘Amru,
alangkah baiknya harta yang sholeh di tangan orang yang sholeh. (HR. Ahmad)
13. Pada akhir jaman
kelak manusia harus menyediakan harta untuk menegakkan urusan agama dan urusan
dunianya. (HR. Ath-Thabrani)
14. Orang yang paling
dirundung penyesalan pada hari kiamat ialah orang yang memperoleh harta dari
sumber yang tidak halal lalu menyebabkannya masuk neraka. (HR. Bukhari)
15. Sesungguhnya
orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar maka bagi mereka api
neraka pada hari kiamat. (HR. Bukhari)
16. Janganlah kamu
mengagumi orang yang terbentang kedua lengannya menumpahkan darah. Di sisi
Allah dia adalah pembunuh yang tidak mati. Jangan pula kamu mengagumi orang
yang memperoleh harta dari yang haram. Sesungguhnya bila dia menafkahkannya
atau bersedekah maka tidak akan diterima oleh Allah dan bila disimpan hartanya
tidak akan berkah. Bila tersisa pun hartanya akan menjadi bekalnya di neraka.
(HR. Abu Dawud)
17. Sesungguhnya uang
dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang sebelum kamu dan di masa
yang akan datang pun akan membinasakan. (HR. Ath-Thabrani)
18. Apabila kamu
diberi sesuatu tanpa kamu minta maka pergunakanlah (makanlah) dan sedekahkanlah
sebagiannya. (HR. Muslim)
19. Barangsiapa
mengumpulkan harta dengan tidak sewajarnya (tidak benar) maka Allah akan
memusnahkannya dengan air (banjir) dan tanah (longsor). (HR. Al-Baihaqi)
Mata Pencaharian dan Hasil Kerja
1. Mencari rezeki yang
halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll).
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
2. Sesungguhnya Ruhul
Qudus (malaikat Jibril) membisikkan dalam benakku bahwa jiwa tidak akan wafat
sebelum lengkap dan sempurna rezekinya. Karena itu hendaklah kamu bertakwa
kepada Allah dan memperbaiki mata pencaharianmu. Apabila datangnya rezeki itu
terlambat, janganlah kamu memburunya dengan jalan bermaksiat kepada Allah
karena apa yang ada di sisi Allah hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada-Nya.
(HR. Abu Zar dan Al Hakim)
3. Sesungguhnya Allah
suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli).
Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa
dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
4. Barangsiapa pada
malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada
siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)
5. Sesungguhnya di
antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat,
sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam
mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani)
6. Sesungguhnya Allah
Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang
halal. (HR. Ad-Dailami)
7. Seorang yang
membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya
ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan
nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang
yang terkadang diberi dan kadang ditolak. (Mutafaq’alaih)
8. Tiada makanan yang
lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. (HR. Bukhari)
9. Apabila dibukakan
bagi seseorang pintu rezeki maka hendaklah dia melestarikannya. (HR.
Al-Baihaqi)
Keterangan:
Yakni senantiasa
bersungguh-sungguh dan konsentrasi di bidang usaha tersebut, serta jangan suka
berpindah-pindah ke pintu-pintu rezeki lain atau berpindah-pindah usaha karena
di khawatirkan pintu rezeki yang sudah jelas dibukakan tersebut menjadi hilang
dari genggaman karena kesibukkan nya mengurus usaha yang lain. Seandainya
memang mampu maka hal tersebut tidak mengapa.
10. Seusai shalat
fajar (subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari
rezeki. (HR. Ath-Thabrani)
11. Bangunlah pagi
hari untuk mencari rezeki dan kebutuhan-kebutuhanmu. Sesungguhnya pada pagi
hari terdapat barokah dan keberuntungan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Bazzar)
12. Ya Allah,
berkahilah umatku pada waktu pagi hari mereka (bangun fajar). (HR. Ahmad)
13. Barangsiapa
menghidupkan lahan mati maka lahan itu untuk dia. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
Keterangan:
Hal tersebut khusus
untuk lahan atau tanah kosong yang tidak ada pemiliknya. Jika lahan atau tanah
kosong tersebut ada pemiliknya maka tidak boleh diambil dengan jalan yang
bathil.
14. Carilah rezeki di
perut bumi. (HR. Abu Ya’la)
15. Pengangguran
menyebabkan hati keras (keji dan membeku). (HR. Asysyihaab)
16. Allah memberi
rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya serta
ambisinya. (HR. Aththusi)
17. Mata pencaharian
paling afdhol adalah berjualan dengan penuh kebajikan dan dari hasil
keterampilan tangan. (HR. Al-Bazzar dan Ahmad)
18. Sebaik-baik mata
pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur
(ikhlas). (HR. Ahmad)
Jihad dan Perang
1. Aku menginginkan
berperang di jalan Allah, lalu aku terbunuh, dihidupkan lagi dan mati lagi,
lalu dihidupkan lagi. (HR. Bukhari)
2. Kedua kaki hambaKu
yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka.
(HR. Bukhari)
3. Berjaga-jaga satu
malam dalam perang fisabilillah lebih afdhol dari seribu malam dishalati malam
harinya dan dipuasai siang harinya. (HR. Al Hakim)
4. Tidak ada hijrah
lagi sesudah fathu Mekah selain jihad, niat, dan apabila diserukan berangkat
(pergi berperang) maka berangkatlah. (HR. Bukhari)
5. Puncak persoalan
adalah Islam. Barangsiapa pasrah diri (masuk Islam) maka dia selamat. Tiangnya
Islam adalah shalat dan atapnya adalah jihad (perjuangan). Yang dapat
mencapainya hanya orang yang paling utama di antara mereka. (HR. Ath-Thabrani)
6. Berjihadlah melawan
kaum musyrikin dengan harta, jiwa dan lidahmu. (HR. An-Nasaa’i)
7. Manusia yang paling
dekat derajatnya kepada derajat kenabian ialah para mujahidin dan ilmuwan
(cendekiawan) karena kaum mujahidin melaksanakan ajaran para rasul dan ilmuwan
membimbing manusia untuk melaksanakan ajaran nabi-nabi. (HR. Ad-Dailami)
8. Tiada setetes yang
lebih disukai Allah ‘Azza wajalla daripada setetes darah di jalan Allah. (HR.
Ath-Thahawi)
9. Barangsiapa memberi
perlengkapan bagi seorang yang berperang di jalan Allah maka dia terhitung ikut
berperang dan barangsiapa ikut memenuhi kebutuhan keluarga (menyantuni) orang
yang berperang maka dia terhitung ikut berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari)
10. Wahai segenap
manusia, janganlah kamu mengharap-harap bertemu dengan musuh. Mohonlah kepada
Allah akan keselamatan. Bila bertemu dengan mereka maka bersabarlah (yakni
sabar menderita, gigih, ulet dan tabah dalam melawan mereka). Ketahuilah, surga
terletak di bawah bayang-bayang pedang. (HR. Bukhari)
11. Rasulullah Saw
bila melepas pasukan yang akan pergi berperang (tanpa disertainya) berpesan:
“Dengan nama Allah, dengan disertai Allah, di jalan Allah dan atas sunah
Rasulullah. Janganlah kamu berlebihan mengambil barang rampasan tanpa seijin
pimpinan pasukan. Janganlah kamu berkhianat dan jangan pula melakukan sadisme
(menganiaya) terhadap musuh. Jangan membunuh anak-anak, wanita-wanita dan
laki-laki yang telah tua.” (HR. Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
12. Rasulullah Saw
mengikutsertakan kaum wanita dalam peperangan. Mereka mengobati orang yang
terluka. Rasulullah tidak pernah memberi mereka bagian dari harta rampasan
tetapi memberi mereka dari kelebihan (sisa) pembagian. (HR. Muslim)
13. Perang adalah tipu
daya. (HR. Bukhari)
14. Kalau kamu
melakukan perdagangan dengan riba, hanya menjadi peternak-peternak dan senang
hanya dengan bertani saja dan meninggalkan jihad (perjuangan) maka Allah akan
menimpakan kehinaan atasmu. Kamu tidak dapat mencabut kehinaan itu sehingga
kamu kembali kepada Ad Dienmu. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
15. Ada tiga hal yang
menyebabkan tidak bergunanya seluruh amalan, yaitu: syirik kepada Allah,
durhaka kepada orang tua, dan lari menghindari pertempuran (dalam perang
fisabilillah) (HR. Ath-Thabrani)
16. Suatu kaum yang
meninggalkan perjuangan akan Allah timpakan kepada mereka azab. (HR.
Ath-Thabrani)
17. Jika terjadi
saling membunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang terbunuh
keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Itu untuk si pembunuh, lalu
bagaimana tentang yang terbunuh?” Nabi Saw menjawab, “Yang terbunuh juga
berusaha membunuh kawannya.” (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Yang terbunuh berusaha
membunuh tetapi kedahuluan terbunuh.
18. Rasulullah Saw
melarang penyebaran racun (wabah penyakit / virus / senjata kimia) di negeri
musuh. (HR. Ath-Thahawi)
19. Saling berpesanlah
untuk memperlakukan para tawanan dengan baik. (HR. Ath-Thabrani)
20. Kami tidak
menggunakan bantuan kaum musyrikin untuk memerangi kaum musyrikin. (HR. Ahmad)
21. Orang yang pergi
berperang di jalan Allah dan yang pergi untuk menunaikan haji atau umroh adalah
tamu-tamu Allah. Allah menyerukan kepada mereka, dan mereka menyambutnya dan
mereka memohon kepada-Nya, lalu Allah mengabulkan permohonan mereka. (HR. Ibnu
Majah).
22. Barangsiapa
menolak ketaatan (membangkang) dan meninggalkan jama’ah lalu mati maka matinya
jahiliyah, dan barangsiapa berperang di bawah panji (bendera) nasionalisme
(kebangsaan atau kesukuan) yang menyeru kepada fanatisme atau bersikap marah
(emosi) karena mempertahankan fanatisme (golongan) lalu terbunuh maka tewasnya
pun jahiliyah. (HR. An-Nasaa’i)
Penjelasan:
Asysyathibi memberi
definisi tentang yang dimaksud jama’ah, yaitu: 1. Orang-orang Islam yang
berhimpun dalam satu urusan.
2. Mayoritas
orang-orang Islam
3. Kumpulan ulama
mujtahidin.
4. Jama’atul muslimin
jika berhimpun di bawah komando seorang amir (pemimpin).
5. Para sahabat yang
diridhoi Allah dan tentu pada kondisi yang khusus. Suatu jama’ah akan terbentuk
bila ada musyawarah.
Hakim dan Kehakiman
1. Hakim terdiri dari
tiga golongan. Dua golongan hakim masuk neraka dan segolongan hakim lagi masuk
surga. Yang masuk surga ialah yang mengetahui kebenaran hukum dan mengadili
dengan hukum tersebut. Bila seorang hakim mengetahui yang haq tapi tidak
mengadili dengan hukum tersebut, bahkan bertindak zalim dalam memutuskan
perkara, maka dia masuk neraka. Yang segolongan lagi hakim yang bodoh, yang
tidak mengetahui yang haq dan memutuskan perkara berdasarkan kebodohannya, maka
dia juga masuk neraka. (HR. Abu Dawud dan Ath-Thahawi)
2. Lidah seorang hakim
berada di antara dua bara api sehingga dia menuju surga atau neraka. (HR. Abu
Na’im dan Ad-Dailami)
3. Barangsiapa
diangkat menjadi hakim maka dia telah disembelih tanpa menggunakan pisau. (HR.
Abu Dawud)
4. Allah beserta
seorang hakim selama dia tidak menzalimi. Bila dia berbuat zalim maka Allah
akan menjauhinya dan setanlah yang selalu mendampinginya. (HR. Tirmidzi)
5. Bila seorang hakim
mengupayakan hukum (dengan jujur) dan keputusannya benar, maka dia akan
memperoleh dua pahala. Tetapi bila keputusannya salah maka dia akan memperoleh
satu pahala. (HR. Bukhari)
6. Janganlah hendaknya
seorang wanita menjadi hakim yang mengadili urusan masyarakat umum. (HR.
Ad-Dailami)
7. Salah satu dosa
paling besar ialah kesaksian palsu. (HR. Bukhari)
8. Rasulullah Saw
bersabda : “Disejajarkan kesaksian palsu dengan bersyirik kepada Allah.” Beliau
mengulang-ulang sabdanya itu sampai tiga kali. (Mashabih Assunnah)
9. Nabi Saw mengadili
dengan sumpah dan saksi. (HR. Muslim)
10. Maukah aku
beritahukan saksi yang paling baik? Yaitu yang datang memberi kesaksian sebelum
dimintai kesaksiannya. (HR. Muslim)
11. Pria paling
dibenci Allah ialah orang yang bermusuhan dengan sengit. (HR. Bukhari)
12. Janganlah
hendaknya seorang hakim mengadili antara dua orang dalam keadaan marah. (HR.
Muslim)
13. Tidak halal darah
(dihukum mati) seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga sebab.
Pertama, duda atau janda yang berzina (juga suami atau isteri). Kedua, hukuman
pembalasan karena menghilangkan nyawa orang lain (Qishas), dan ketiga, yang
murtad dari Islam dan meninggalkan jama’ah. (HR. Bukhari)
14. Rasulullah Saw
pernah memenjarakan seseorang karena suatu tuduhan kemudian dibebaskannya. (HR.
An-Nasaa’i)
15. Sesungguhnya aku
mengadili dan memutuskan perkara antara kalian dengan bukti-bukti dan
sumpah-sumpah. Sebagian kamu lebih pandai mengemukakan alasan dari yang lain.
Siapapun yang aku putuskan memperoleh harta sengketa yang ternyata milik orang
lain (saudaranya), sesungguhnya aku putuskan baginya potongan api neraka. (HR.
Aththusi)
16. Seorang wanita di
jaman Rasulullah Saw sesudah fathu Mekah telah mencuri. Lalu Rasulullah
memerintahkan agar tangan wanita itu dipotong. Usamah bin Zaid menemui
Rasulullah untuk meminta keringanan hukuman bagi wanita tersebut. Mendengar
penuturan Usamah, wajah Rasulullah langsung berubah. Beliau lalu bersabda :
“Apakah kamu akan minta pertolongan (mensyafa’ati) untuk melanggar hukum-hukum
Allah Azza Wajalla?” Usamah lalu menjawab, “Mohonkan ampunan Allah untukku, ya
Rasulullah.” Pada sore harinya Nabi Saw berkhotbah setelah terlebih dulu memuji
dan bersyukur kepada Allah. Inilah sabdanya : “Amma ba’du. Orang-orang sebelum
kamu telah binasa disebabkan bila seorang bangsawan mencuri dibiarkan (tanpa
hukuman), tetapi jika yang mencuri seorang awam (lemah) maka dia ditindak
dengan hukuman. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya. Apabila Fatimah binti
Muhammad mencuri maka aku pun akan memotong tangannya.” Setelah bersabda begitu
beliau pun kembali menyuruh memotong tangan wanita yang mencuri itu. (HR.
Bukhari)
17. Bila dua orang
yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu
mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan
keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)
18. Kami bersama
Rasulullah Saw dalam suatu majelis. Rasulullah bersabda :”Berbai’atlah kamu
untuk tidak syirik kepada Allah dengan sesuatu apapun, tidak berzina, tidak
mencuri, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali
dengan (alasan) yang benar. Barangsiapa menepatinya maka baginya pahala di sisi
Allah dan barangsiapa yang melanggar sesuatu dari perkara-perkara itu maka dia
dihukum dan itulah tebusannya (kafarat). Namun barangsiapa yang melanggar
perkara-perkara itu dan dirahasiakan oleh Allah maka persoalannya adalah di
tangan Allah. Bila Dia menghendaki maka akan diampuniNya atau disiksaNya (di
akhirat).” (HR. Muslim)
19. Hindarkanlah
tindakan hukuman terhadap seorang muslim sedapat mungkin karena sesungguhnya
lebih baik bagi penguasa bertindak salah karena membebaskannya daripada salah
karena menjatuhkan hukuman. (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)
20. Barangsiapa
menjauhi kehidupannya sebagai badui maka dia mengisolir dirinya, dan
barangsiapa yang mengikuti perburuan maka dia akan lengah dan lalai.
Barangsiapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa maka dia akan terkena fitnah.
Ketahuilah, seorang yang makin mendekatkan dirinya kepada penguasa akan
bertambah jauh dari Allah. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Kepemimpinan, Keadilan, dan Politik
1. Pemimpin suatu kaum
adalah pengabdi (pelayan) mereka. (HR. Abu Na’im)
2. Tidak akan sukses
suatu kaum yang mengangkat seorang wanita sebagai pemimpin. (HR. Bukhari)
3. Barangsiapa
menghina penguasa Allah di muka bumi maka Allah akan menghinanya. (HR.
Tirmidzi)
4. Rasulullah Saw
berkata kepada Abdurrahman bin Samurah, “Wahai Abdurrahman bin Samurah,
janganlah engkau menuntut suatu jabatan. Sesungguhnya jika diberi karena
ambisimu maka kamu akan menanggung seluruh bebannya. Tetapi jika ditugaskan
tanpa ambisimu maka kamu akan ditolong mengatasinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Apabila Allah
menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka
orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan
peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan.
Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan
pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya
orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di
tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)
6. Kami tidak
mengangkat orang yang berambisi berkedudukan. (HR. Muslim)
7. Ada tiga perkara
yang tergolong musibah yang membinasakan, yaitu (i) Seorang penguasa bila kamu
berbuat baik kepadanya, dia tidak mensyukurimu, dan bila kamu berbuat kesalahan
dia tidak mengampuni; (2) Tetangga, bila melihat kebaikanmu dia pendam
(dirahasiakan / diam saja) tapi bila melihat keburukanmu dia sebarluaskan; (3)
Isteri bila berkumpul dia mengganggumu (diantaranya dengan ucapan dan perbuatan
yang menyakiti) dan bila kamu pergi (tidak di tempat) dia akan mengkhianatimu.
(HR. Ath-Thabrani)
8. Allah melaknat
penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)
9. Akan datang
sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi
petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka
melakukan tipu daya dan pencurian. Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR.
Ath-Thabrani)
l0. Jabatan
(kedudukan) pada permulaannya penyesalan, pada pertengahannya kesengsaraan
(kekesalan hati) dan pada akhirnya azab pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)
Keterangan:
Hal tersebut karena
dia menyalah gunakan jabatannya dengan berbuat yang zhalim dan menipu (korupsi
dll).
11. Aku mendengar
Rasulullah Saw memprihatinkan umatnya dalam enam perkara: (1) diangkatnya
anak-anak sebagai pemimpin (penguasa); (2) terlampau banyak petugas keamanan;
(3) main suap dalam urusan hukum; (4) pemutusan silaturahmi dan meremehkan
pembunuhan; (5) generasi baru yang menjadikan Al Qur’an sebagai nyanyian; (6)
Mereka mendahulukan atau mengutamakan seorang yang bukan paling mengerti fiqih
dan bukan pula yang paling besar berjasa tapi hanya orang yang berseni sastra
lah. (HR. Ahmad)
12. Barangsiapa
diserahi kekuasaan urusan manusia lalu menghindar (mengelak) melayani kaum
lemah dan orang yang membutuhkannya maka Allah tidak akan mengindahkannya pada
hari kiamat. (HR. Ahmad)
13. Khianat paling
besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan rakyatnya. (HR.
Ath-Thabrani)
14. Menyuap dalam
urusan hukum adalah kufur. (HR. Ath-Thabrani dan Ar-Rabii’)
15. Barangsiapa tidak
menyukai sesuatu dari tindakan penguasa maka hendaklah bersabar. Sesungguhnya
orang yang meninggalkan (membelot) jamaah walaupun hanya sejengkal maka
wafatnya tergolong jahiliyah. (HR. Bukhari dan Muslim)
16. Jangan bersilang
sengketa. Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu bersilang sengketa (cekcok,
bermusuh-musuhan) lalu mereka binasa. (HR. Ahmad)
17. Ka’ab bin ‘Iyadh
Ra bertanya, “Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu
tergolong fanatisme?” Nabi Saw menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah
bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad)
18. Kaum muslimin
kompak bersatu menghadapi yang lain. (HR. Asysyihaab)
19. Kekuatan Allah
beserta jama’ah (seluruh umat). Barangsiapa membelot maka dia membelot ke
neraka. (HR. Tirmidzi)
20. Semua kamu adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir)
pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam
keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin
dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan)
bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas
penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
21. Barangsiapa
membaiat seorang imam (pemimpin) dan telah memberinya buah hatinya dan jabatan
tangannya maka hendaklah dia taat sepenuhnya sedapat mungkin. (HR. Muslim)
22. Akan terlepas
(kelak) ikatan (kekuatan) Islam, ikatan demi ikatan. Setiap kali terlepas satu
ikatan maka orang-orang akan berpegangan kepada yang lainnya. Yang pertama kali
terlepas ialah hukum dan yang terakhir adalah shalat. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
23. Hendaklah kamu
mendengar, patuh dan taat (kepada pemimpinmu), dalam masa kesenangan (kemudahan
dan kelapangan), dalam kesulitan dan kesempitan, dalam kegiatanmu dan di saat
mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan
kepentinganmu. (HR. Muslim dan An-Nasaa’i)
24. Sesungguhnya
umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Karena itu jika terjadi perselisihan
maka ikutilah suara terbanyak. (HR. Anas bin Malik)
25. Dua orang lebih
baik dari seorang dan tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang
lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah Azza
wajalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah) (HR.
Abu Dawud)
Fitnah
1. Umatku ini
dirahmati Allah dan tidak akan disiksa di akhirat, tetapi siksaan terhadap
mereka di dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan dan
musibah-musibah. (HR. Abu Dawud)
2. Fitnah itu sedang
tidur (reda) dan laknat Allah terhadap orang yang membangkitkannya. (HR.
Ar-Rafii).
3. Rasulullah Saw
melarang penjualan senjata di kala berjangkitnya fitnah. (HR. Ath-Thabrani)
4. Jangan mendekati
fitnah jika sedang membara dan jangan menghadapinya bila sedang timbul,
bersabarlah bila fitnah datang menimpa. (HR. Ath-Thabrani)
5. Jika kamu berbicara
(menyampaikan ucapan) tentang sesuatu perkara kepada suatu kaum padahal perkara
itu tidak terjangkau (tidak dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya akan
membawa fitnah di kalangan mereka. (HR. Muslim)
Bahaya Bersumpah
1. Jangan bersumpah
kecuali dengan nama Allah. Barangsiapa bersumpah dengan nama Allah, dia harus
jujur (benar). Barangsiapa disumpah dengan nama Allah ia harus rela (setuju).
Kalau tidak rela (tidak setuju) niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah.
(HR. Ibnu Majah dan Aththusi)
2. Barangsiapa
merampas hak orang muslim (dari) hasil sumpahnya maka Allah mengharamkan
baginya masuk surga dan mewajibkannya masuk neraka. Para sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, meskipun barang itu sedikit?” Nabi menjawab, “Meskipun hanya
sebatang kayu araak (kayu yang dipakai untuk siwak/gosok gigi).” (HR. Muslim)
3. Sumpah dengan
maksud melariskan dagangan adalah penghapus barokah. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Barangsiapa
bersumpah tidak dengan (menyebut) nama Allah maka dia telah berbuat syirik
(menyekutukan Allah). (HR. Ad-Dailami)
Kenikmatan
1. Ada dua kenikmatan
yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang
(Artinya, saat-saat sehat dan waktu senggang / luang orang sering
menggunakannya untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan terlarang). (HR.
Bukhari)
2. Membesarnya
kenikmatan Allah bagi seseorang adalah bertambah banyaknya kebutuhan orang
kepadanya (banyak dibutuhkan orang). Tetapi barangsiapa enggan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan orang-orang itu maka dia telah membiarkan kenikmatan itu
lenyap. (HR. Al-Baihaqi)
3. Mohonlah kepada
Allah kesehatan (keselamatan). Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah
keimanan adalah kesehatan (keselamatan). (HR. Ibnu Majah)
4. Apabila Allah
memberikan kenikmatan kepada hambaNya maka Allah suka agar kenikmatanNya itu
tampak pada diri (hamba) Nya. (HR. Ath-Thabrani)
5. Yang pertama kali
ditanyakan kepada seorang hamba dari
kenikmatan-kenikmatan
Allah kelak pada hari kiamat ialah ucapan, “Bukankah telah Kami berikan
kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air minum yang sejuk?” (HR. Tirmidzi)
Rahmat Allah
1. Orang yang belas
kasihan akan dikasihi Arrahman (Yang Maha Pengasih), karena itu kasih
sayangilah yang di muka bumi, niscaya kamu dikasih-sayangi mereka yang di
langit. (HR. Bukhari)
2. Allah Azza wajalla
berfirman (hadits Qudsi): “RahmatKu mendahului murkaKu.” (HR. Muslim)
3. Tiada dicabut
rahmat kecuali dari (hati) seorang pendurhaka. (HR. Abu Dawud)
4. Barangsiapa tidak
mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi
Allah. (HR. Bukhari)
5. Barangsiapa
memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari
kesulitan. (HR. Ath-Thabrani)
6. Pengampunan Allah
lebih besar dari dosamu. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
7. Allah Azza Wajalla
merahasiakan dosa hambanya di dunia dan merahasiakannya pula di akhirat. (HR.
Muslim).
8. Seorang masuk surga
bukan karena amalnya tetapi karena rahmat Allah Ta’ala. Karena itu bertindaklah
yang lurus (baik dan benar). (HR. Muslim)
Yang Berhak Mendapat Syafa’at
1. Sesungguhnya
syafa’atku diperuntukkan bagi umatku yang sama sekali tidak berbuat syirik
kepada Allah. (HR. Ahmad)
2. Syafa’atku adalah
bagi pelaku-pelaku dosa-dosa besar (kabair) dari kalangan umatku. (HR.
Tirmidzi)
3. Pada hari kiamat
ada tiga golongan manusia yang dapat memberi syafa’at yaitu para nabi, para
ulama dan para syuhada. (HR. Ahmad)
Perihal Mesjid
1. Semua lahan adalah
mesjid, kecuali kuburan dan tempat pemandian. (HR. Ahmad)
2. Rasulullah Saw
menyuruh kita membangun masjid-masjid di daerah-daerah dan agar masjid-masjid
itu dipelihara kebersihan dan keharumannya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3. Aku tidak menyuruh
kamu membangun masjid untuk kemewahan (keindahan) sebagaimana yang dilakukan
kaum Yahudi dan Nasrani. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)
4. Janganlah
menjadikan kuburanku sebagai tempat pemujaan berhala. Allah melaknat suatu kaum
yang menjadikan kuburan-kuburan para nabi sebagai masjid-masjid. (HR. Bukhari
dan Abu Ya’la)
5. Mimbarku (terletak)
di tepi jalur menuju surga. Antara mimbarku dan kamarku adalah taman dari
taman-taman surga. (HR. Ahmad)
6. Tidak dibenarkan
ziarah (kunjungan) ke masjid-masjid kecuali pada ketiga masjid, yaitu masjidil
Haram (Mekah), masjidil Aqsha (Baitul Maqdis), dan masjidku ini (Madinah). (HR.
Bukhari dan Muslim)
7. Shalat di masjidku
ini lebih afdol (utama) dari seribu shalat di masjid-masjid lainnya, kecuali
masjidil Haram, dan shalat di masjidil Haram lebih afdol (utama) dari seratus
shalat di masjidku ini. (HR. Ahmad)
8. Apabila seorang
mengantuk saat shalat Jum’at di masjid maka hendaklah pindah tempat duduknya ke
tempat duduk lainnya. (HR. Al Hakim dan Al-Baihaqi)
9. Bila seorang masuk
ke masjid hendaklah shalat (sunnat) dua rakaat sebelum duduk. (HR. Ahmad)
10. Apabila seorang
isteri minta ijin suaminya untuk pergi ke masjid maka janganlah sang suami
melarangnya. (HR. Bukhari)
11. Sebaik-baik masjid
(tempat bersujud) untuk wanita ialah dalam rumahnya sendiri. (HR. Al-Baihaqi
dan Asysyihaab)
12. Tidak ada shalat
bagi tetangga masjid, selain dalam masjid. (HR. Adarqathani)
13. Apabila kamu
melihat orang yang terbiasa masuk masjid maka saksikanlah bahwa dia beriman
karena sesungguhnya Allah telah berfirman dalam surat At taubah ayat 18:
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah lah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka mereka lah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
14. Beritakanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang berjalan kaki di malam gelap-gulita menuju
masjid bahwa bagi mereka cahaya yang terang-benderang di hari kiamat. (HR. Al
Hakim dan Tirmidzi)
15. Barangsiapa membangun
untuk Allah sebuah masjid (mushola) walaupun sebesar kandang unggas (rumah
gubuk) maka Allah akan membangun baginya rumah di surga. (HR. Asysyihaab dan Al
Bazzar)
16. Nabi Saw bertanya
kepada malaikat Jibril As, “Wahai Jibril, tempat manakah yang paling disenangi
Allah?” Jibril As menjawab, “Masjid-masjid dan yang paling disenangi ialah
orang yang pertama masuk dan yang terakhir ke luar meninggalkannya.” Nabi Saw
bertanya lagi,” Tempat manakah yang paling tidak disukai oleh Allah Ta’ala?”
Jibril menjawab, “Pasar-pasar dan orang-orang yang paling dahulu memasukinya
dan paling akhir
meninggalkannya.” (HR.
Muslim)
Keutamaan Takwa
1. Barangsiapa
mengucapkan “Laa ilaaha illallah” dengan ikhlas, masuk surga. Para sahabat
bertanya, “Apa keikhlasannya, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Memagarinya
(melindunginya) dari segala apa yang diharamkan Allah.” (HR. Ath-Thabrani)
2. Tiap orang yang
bertakwa termasuk keluarga Muhammad (umat Muhammad). (HR. Ath-Thabrani dan
Al-Baihaqi)
3. Kemuliaan dunia
adalah kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketakwaan. Kamu, baik laki-laki
maupun perempuan, kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah
ketakwaanmu, kedudukanmu adalah akhlakmu dan (kebanggaan) keturunanmu adalah
amal perbuatanmu. (HR. Ad-Dailami)
4. Rasulullah Saw
ditanya tentang sebab-sebab paling banyak yang memasukkan manusia ke surga.
Beliau menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik.” Beliau ditanya
lagi, “Apa penyebab banyaknya manusia masuk neraka?” Rasulullah Saw menjawab,
“Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
5. Bertakwalah kepada
Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik,
niscaya menghapusnya. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang luhur. (HR.
Tirmidzi)
6. Tiadalah kamu
beriman sehingga perilaku hawa nafsumu sesuai dengan tuntunan ajaran yang aku
bawa. (HR. Ath-Thabrani)
7. Bertakwalah kepada
Allah karena itu adalah kumpulan segala kebaikan, dan berjihadlah di jalan
Allah karena itu adalah kerahiban kaum muslimin, dan berzikirlah kepada Allah
serta membaca kitabNya karena itu adalah cahaya bagimu di dunia dan ketinggian
sebutan bagimu di langit. Kuncilah lidah kecuali untuk segala hal yang baik.
Dengan demikian kamu dapat mengalahkan setan. (HR. Ath-Thabrani)
8. Cukup berdosa orang
yang jika diingatkan agar bertakwa kepada Allah, dia marah. (HR. Ath-Thabrani)
Keutamaan Ta’at Kepada Allah
1. Kebahagiaan yang
paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. (HR. Ad-Dailami
dan Al Qodho’i)
2. Di antara wahyu
Allah kepada nabi Dawud As : “Tiada seorang hamba yang taat kepada-Ku melainkan
Aku memberinya sebelum dia minta, dan mengabulkan permohonannya sebelum dia
berdoa, dan mengampuni dosanya sebelum dia mohon pengampunan (istighfar).” (HR.
Ad-Dailami)
3. Semua umatku masuk
surga kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para sahabat
bertanya, “Siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw
menjawab, “Orang yang menentang (perintah dan larangan)ku adalah orang yang
menolak masuk surga.” (HR. Bukhari)
4. Barangsiapa mencari
keridhoan manusia dengan apa yang memurkakan Allah, maka orang-orang yang
tadinya memuji akan berobah mencelanya. Namun barangsiapa mengutamakan ketaatan
kepada Allah, meskipun berakibat orang-orang menjadi marah kepadanya maka
cukuplah Allah yang menjadi penolong dan pembelanya dalam menghadapi permusuhan
tiap musuh, kedengkian tiap pendengki dan kezaliman tiap orang zalim. (HR.
Aththusi)
5. Apa yang aku larang
jauhilah dan apa yang aku perintahkan kerjakanlah sampai batas kemampuanmu.
Sesungguhnya Allah telah membinasakan orang-orang sebelum kamu disebabkan
terlalu banyak menuntut dan menentang nabi-nabinya. (HR. Bukhari)
6. Tidak ada ketaatan
kepada orang yang tidak taat kepada Allah. (Abu Ya’la)
7. Ketaatan hanya
untuk perbuatan makruf. (HR. Bukhari)
8. Tiada ketaatan
kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Pencipta (Allah). (HR. Ahmad dan Al
Hakim)
9. Sebaik-baik
pemimpin adalah yang kamu cintai dan mereka mencintaimu. Kamu mendoakan mereka
dan mereka mendoakanmu. Sejahat-jahat pemimpin adalah yang kamu benci dan
mereka membencimu. Kamu kutuk mereka dan mereka mengutukmu. Para sahabat
bertanya, “Tidakkah kami mengangkat senjata terhadap mereka?” Nabi Saw
menjawab, “Jangan, selama mereka mendirikan shalat. Jika kamu lihat perkara-perkara
yang tidak kamu senangi maka bencimu terhadap amal perbuatannya dan jangan
membatalkan ketaatanmu kepada mereka.” (HR. Muslim)
Keutamaan Ikhlas
1. Barangsiapa memberi
karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah,
dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
2. Sesungguhnya Allah
Ta’ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun
harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati
yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah
yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)
3. Barangsiapa
memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah
murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka
kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan
manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah
memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya
dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)
4. Barangsiapa
memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya
dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah
akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
5. Seorang sahabat
berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan)
dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa
senang).” Rasulullah Saw berkata, “Baginya dua pahala yaitu pahala
dirahasiakannya dan pahala terang-terangan.” (HR. Tirmidzi)
6. Agama ialah
keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, “Loyalitas kepada
siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Kepada Allah, kepada kitabNya
(Al Qur’an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam.”
(HR. Muslim)
Penjelasan:
Artinya, patuh dan
taat kepada penguasa dan pemerintahan (muslim) dan setia kepada rakyat dengan
tidak merugikan mereka atau mengambil (mengurangi) hak mereka.
Akibat Berbuat Maksiat
1. Janganlah memandang
kecil kesalahan (dosa) tetapi pandanglah kepada siapa yang kamu durhakai. (HR.
Aththusi)
2. Perbuatan dosa
mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya
maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau
dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)
3. Demi yang jiwaku
dalam genggamanNya. Tiada dua orang saling mengasihi lalu bertengkar dan
berpisah kecuali karena akibat dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari
keduanya. (HR. Ad-Dailami)
4. Celaka orang yang
banyak zikrullah dengan lidahnya tapi bermaksiat terhadap Allah dengan
perbuatannya. (HR. Ad-Dailami)
5. Barangsiapa mencari
pujian manusia dengan bermaksiat terhadap Allah maka orang-orang yang memujinya
akan berbalik mencelanya. (Ibnu Hibban)
6. Tiada sesuatu yang
dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali
amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa
yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)
7. Tiada seorang hamba
ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan sebagai akibat
dosanya. Sebenarnya Allah telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu Rasulullah
membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi : “Dan apa saja musibah
yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan
Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Mashabih
Assunnah)
8. Apabila suatu
kesalahan diperbuat di muka bumi maka orang yang melihatnya dan tidak
menyukainya seolah-olah tidak hadir di tempat, dan orang yang tidak melihat
terjadinya perbuatan tersebut tapi rela maka seolah-olah dia melihatnya. (HR.
Abu Dawud)
9. Barangsiapa
meninggalkan maksiat terhadap Allah karena takut kepada Allah maka ia akan
memperoleh keridhoan Allah. (HR. Abu Ya’la)
10. Jangan
mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan dosanya meskipun (pada
kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan
berjihadlah bersama tiap penguasa. (HR. Ath-Thabrani)
11. Jangan menyiksa
dengan siksaan Allah (artinya: menyiksa dengan api). (HR. Tirmidzi dan
Al-Baihaqi)
12. Apabila Allah
menghendaki kebaikan bagi seseorang maka dipercepat tindakan hukuman atas
dosanya (di dunia) dan jika Allah menghendaki bagi hambanya keburukan maka
disimpan dosanya sampai dia harus menebusnya pada hari kiamat. (HR. Tirmidzi
dan Al-Baihaqi)
13. Apabila kamu
menyaksikan pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa menurut
kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran waktu dan penangguhan tempo
belaka. Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt dalam surat Al An’am
ayat 44 : “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam berputus
asa.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
14. Sayyidina Ali Ra
berkata: “Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar kami
berwajah masam.” (HR. Ath-Thahawi)
15. Bagaimana kamu
apabila dilanda lima perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada
Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya. (1) Jika perbuatan mesum
dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan
penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. (2) Jika
suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya
hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan
diturunkan sama sekali. (3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan
maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan
kezaliman penguasa. (4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang
bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk
memerintah dan merampas harta kekayaan mereka. (5) Jika mereka menyia-nyiakan
Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka.
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
16. Tiada seorang
berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada
seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq’alaih)
Penjelasan:
Ketika seorang
berzina, mencuri dan minum khamar maka pada saat itu dia bukan seorang mukmin.
17. Aku beritahukan
yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga tiga
kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan
ketiga, bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring
kemudian duduk dan mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau
berhenti mengucapkannya). (Mutafaq’alaih)
18. Rasulullah Saw
melaknat orang yang mengambil riba, yang menjalani riba dan kedua orang saksi
mereka. Beliau bersabda: “Mereka semua sama (berdosanya)”. (HR. Ahmad)
19. Ada empat kelompok
orang yang pada pagi dan petang hari dimurkai Allah. Para sahabat lalu
bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasulullah?” Beliau lalu menjawab,
“Laki-laki yang menyerupai perempuan, perempuan yang menyerupai laki-laki,
orang yang menyetubuhi hewan, dan orang-orang yang homoseks. (HR. Ahmad dan
Ath-Thabrani)
20. Tiap minuman yang
memabukkan adalah haram (baik sedikit maupun banyak). (HR. Ahmad)
21. Allah menyukai
keringanan-keringanan perintahNya (rukhsah) dilaksanakan sebagaimana Dia
membenci dilanggarnya laranganNya. (HR. Ahmad)
22. Ada tiga jenis
orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka
terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam
keluarganya (artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong
atau zina). (HR. An-Nasaa’i dan Ahmad)
Perintah Beramar Ma’ruf Nahi Mungkar
1. Hendaklah kamu
beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat
jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling
jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu
berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar)
2. Wahai segenap
manusia, menyerulah kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum
kamu berdo’a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon
ampunan dan tidak diampuni. Amar ma’ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya
para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma’ruf dan
nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga
ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)
3. Masih tetap ada
dari segolongan umatku yang menegakkan perintah Allah. Tidak menghambat dan
tidak mengecewakan mereka orang-orang yang menentangnya sampai tiba keputusan
Allah. Mereka masih tetap konsisten (mantap / teguh) baik dalam sikap maupun
pendiriannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Jihad paling afdhol
ialah menyampaikan perkataan yang adil di hadapan penguasa yang zalim dan
kejam. (HR. Aththusi dan Ashhabussunan)
5. Barangsiapa melihat
suatu kemungkaran hendalah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu,
hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah
dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Dengan hati artinya
tindakan aktif dan bukan pasif, senantiasa membencinya dan berusaha merubahnya
seandainya ia sudah mampu atau berani.
6. Apabila Allah
memberi hidayah kepada seseorang melalui upayamu, itu lebih baik bagimu
daripada apa yang dijangkau matahari sejak terbit sampai terbenam.[1] (HR.
Bukhari dan Muslim)
7. Bukanlah dari
golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak
menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma’ruf dan nahi mungkar.
(HR. Tirmidzi)
8. Permudahlah (segala
urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang
menjauh. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
Ini termasuk
kebijaksanaan dalam berdakwah dan beramar ma’ruf nahi mungkar.
9. Apabila Allah
menghendaki kebaikan bagi seorang, maka dirinya sendirilah yang dijadikannya
untuk mengingatkannya, menyuruhnya dan melarangnya. (HR. dan Ad-Dailami)
10. Pada hari kiamat
seorang dihadapkan dan dilempar ke neraka. Orang-orang bertanya, “Hai Fulan,
mengapa kamu masuk neraka sedang kamu dahulu adalah orang yang menyuruh berbuat
ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar?” Orang tersebut menjawab, “Ya benar,
dahulu aku menyuruh berbuat ma’ruf, sedang aku sendiri tidak melakukannya. Aku
mencegah orang lain berbuat mungkar sedang aku sendiri melakukannya.” (HR.
Muslim)
11. Nabi meniadakan
pemberian pelajaran untuk beberapa hari karena khawatir kejenuhan kami. (HR.
Ahmad)
12. Sesungguhnya Allah
‘Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang
yang khusus sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu
mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka
berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya).
(HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
13. Tidaklah
seharusnya orang menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar kecuali
memiliki tiga sifat, yakni lemah-lembut dalam menyuruh dan dalam melarang
(mencegah), mengerti apa yang harus dilarang dan adil terhadap apa yang harus
dilarang. (HR. Ad-Dailami)
14. Orang yang paling
tinggi kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah yang paling banyak
berkeliling di muka bumi dengan bernasihat kepada manusia (makhluk Allah). (HR.
Ath-Thahawi)
15. Pada suatu hari
Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: “Kamu kini jelas atas petunjuk
dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan
berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang
memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih
kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian
kamu tidak akan lagi beramar ma’ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah.
Di kala itu yang menegakkan Al Qur’an dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun
terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk
Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)
Catatan Kaki:
[1] Dalam hadits lain
dikatakan: “Lebih baik bagimu daripada memperoleh satu lembah berisi penuh
ternak.”
Kebaikan dan Kebajikan
1. Barangsiapa
melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah
akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat
dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan
baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka
Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba
yang suka menolong kawannya. Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka
Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam
sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawat Al Qur’an dan mempelajarinya
bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan
rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di
kalangan para malaikat yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan
amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya.
(HR. Muslim)
2. Jangan meremehkan
sedikitpun tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria
(senyum). (HR. Muslim)
3. Barangsiapa
dibukakan baginya pintu kebaikan (rezeki) hendaklah memanfaatkan kesempatan itu
(untuk berbuat baik) sebab dia tidak mengetahui kapan pintu itu akan ditutup
baginya. (HR. Asysyihaab)
4. Kebaikan itu banyak
tetapi pengamalnya (yang melaksanakannya) sedikit. (HR. Abu Hanifah)
5. Bagi Allah ada
hamba-hambaNya yang dikhususkan melayani
kebutuhan-kebutuhan
orang banyak. Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Orang-orang itulah yang aman dari azab Allah. (HR. Ath-Thabrani)
6. Orang yang memberi
petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR.
Bukhari).
7. Barangsiapa
memperoleh suatu yang makruf maka hendaklah menyebutnya karena berarti dia
mensyukurinya, dan kalau merahasiakannya (berarti) dia mengkufuri nikmat itu.
(HR. Ath-Thabrani)
8. Barangsiapa
menerima suatu kebajikan lalu berkata kepada pemberinya ucapan “Jazakallahu
khairon” (semoga Allah membalas anda dengan kebaikan) maka sesungguhnya dia
sudah berlebih-lebihan dalam berterima kasih. (HR. Tirmidzi dan An-Nasaa’i)
9. Orang yang paling
berat disiksa pada hari kiamat ialah orang yang dipandang (dianggap) ada
kebaikannya padahal sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali. (HR.
Ad-Dailami)
10. Barangsiapa ada
kelebihan tempat (tempat yang kosong) dalam kendaraan (punggung unta) hendaklah
diberikan kepada orang yang tidak punya kendaraan (diajak serta), dan
barangsiapa punya kelebihan bekal (perjalanan) maka hendaklah diberikannya
kepada orang yang tidak punya bekal. (HR. Muslim)
11. Janganlah kamu
menjadi orang yang “ikut-ikutan” dengan mengatakan “Kalau orang lain berbuat
kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun
akan berbuat zalim”. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, “Kalau orang
lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat
kejahatan kami tidak akan melakukannya”. (HR. Tirmidzi)
Zakat dan Sodaqoh
1. Bersodaqoh
pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas,
menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturrahmi
(dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim)
2. Yang dapat menolak
takdir ialah doa dan yang dapat memperpanjang umur yakni kebajikan (amal
bakti). (HR. Ath-Thahawi)
3. Apabila anak Adam
wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan
penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki
maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)
4. Allah Tabaraka
wata’ala berfirman (di dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, infaklah
(nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
5. Orang yang
mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad
di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga
ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)
6. Seorang sahabat
bertanya kepada Rasulullah Saw, “Sodaqoh yang bagaimana yang paling besar
pahalanya?” Nabi Saw menjawab, “Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan
dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap
kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata untuk
Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
7. Barangsiapa ingin
doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi
(menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)
8. Jauhkan dirimu dari
api neraka walaupun hanya dengan (sodaqoh) sebutir kurma. (Mutafaq’alaih)
9. Turunkanlah
(datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sodaqoh. (HR.
Al-Baihaqi)
10. Bentengilah
hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan
bersodaqoh dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana. (HR.
Ath-Thabrani)
11. Tiada seorang
bersodaqoh dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya. (HR.
Ahmad)
12. Naungan bagi
seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodaqohnya. (HR. Ahmad)
13. Tiap muslim wajib
bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki
sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk
kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana
kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang
sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?”
Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia
tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan
itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
14. Apa yang kamu
nafkahkan dengan tujuan keridhoan Allah akan diberi pahala walaupun hanya
sesuap makanan ke mulut isterimu. (HR. Bukhari)
15. Sodaqoh paling
afdhol ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi. (HR.
Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
16. Satu dirham memacu
dan mendahului seratus ribu dirham. Para sahabat bertanya, “Bagaimana itu?”
Nabi Saw menjawab, “Seorang memiliki (hanya) dua dirham. Dia mengambil satu
dirham dan bersodaqoh dengannya, dan seorang lagi memiliki harta-benda yang
banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodaqohkannya. (HR.
An-Nasaa’i)
17. Orang yang
membatalkan pemberian (atau meminta kembali) sodaqohnya seperti anjing yang
makan kembali muntahannya. (HR. Bukhari)
18. Barangsiapa diberi
Allah harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak pada hari kiamat dia akan
dibayang-bayangi dengan seekor ular bermata satu di tengah dan punya dua lidah
yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata, “Aku
hartamu, aku pusaka simpananmu.” Kemudian nabi Saw membaca firman Allah surat
Ali Imran ayat 180: “Dan janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang
Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kebakhilan itu baik
bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan
Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi.” (HR. Bukhari)
19. Tiada suatu kaum
menolak mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan paceklik
(kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath-Thabrani)
20. Barangsiapa
memperoleh keuntungan harta (maka) tidak wajib zakat sampai tibanya perputaran
tahun bagi pemiliknya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Penjelasan:
Perhitungan perputaran
tahun (haul) untuk menunaikan zakat ialah dengan tahun Hijriyah.
21. Tentang sodaqoh
yang seakan-akan berupa hadiah, Rasulullah Saw bersabda: “Baginya sodaqoh dan
bagi kami itu adalah hadiah.” (HR. Bukhari)
22. Allah Ta’ala
mengharamkan bagiku dan bagi keluarga rumah tanggaku untuk menerima sodaqoh.
(HR. Ibnu Saad)
Penjelasan:
Nabi Saw menolak
menerima sodaqoh tetapi mau menerima hadiah.
23. Tidak ada iri hati
kecuali terhadap dua perkara, yakni seorang yang diberi Allah harta lalu dia
belanjakan pada sasaran yang benar, dan seorang diberi Allah ilmu dan
kebijaksaan lalu dia melaksanakan dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
24. Allah
mengkhususkan pemberian kenikmatanNya kepada kaum-kaum tertentu untuk kemaslahatan
umat manusia. Apabila mereka membelanjakannya (menggunakannya) untuk
kepentingan manusia maka Allah akan melestarikannya namun bila tidak, maka
Allah akan mencabut kenikmatan itu dan menyerahkannya kepada orang lain. (HR.
Ath-Thabrani dan Abu Dawud)
25. Abu Dzarr Ra
berkata bahwa beberapa sahabat Rasulullah Saw berkata, “Ya Rasulullah,
orang-orang yang banyak hartanya memperoleh lebih banyak pahala. Mereka shalat
sebagaimana kami shalat dan berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bisa
bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Nabi Saw lalu berkata, “Bukankah
Allah telah memberimu apa yang dapat kamu sedekahkan? Tiap-tiap ucapan tasbih
adalah sodaqoh, takbir sodaqoh, tahmid sodaqoh, tahlil sodaqoh, amar makruf
sodaqoh, nahi mungkar sodaqoh, bersenggama dengan isteri pun sodaqoh.” Para
sahabat lalu bertanya, “Apakah melampiaskan syahwat mendapat pahala?” Nabi
menjawab, “Tidakkah kamu mengerti bahwa kalau dilampiaskannya di tempat yang
haram bukankah itu berdosa? Begitu pula kalau syahwat diletakkan di tempat
halal, maka dia memperoleh pahala. (HR. Muslim)
26. Tiap-tiap amalan
makruf (kebajikan) adalah sodaqoh. Sesungguhnya di antara amalan makruf ialah
berjumpa kawan dengan wajah ceria (senyum) dan mengurangi isi embermu untuk
diisikan ke mangkuk kawanmu. (HR. Ahmad)
Wudhu
1. Barangsiapa
berwudhu dengan baik keluarlah dosa-dosanya dari jasadnya sampaipun dari bawah
kuku-kukunya. (HR. Muslim)
2. Seorang yang
selesai berwudhu dengan baik lalu mengucapkan dua kalimat syahadat, maka akan
terbuka baginya pintu-pintu surga yang delapan dan dia dapat memasuki pintu
yang mana saja dia kehendaki. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Nabi Saw melihat
Sa’ad yang sedang berwudhu, lalu beliau berkata, “Pemborosan apa itu, hai
Sa’ad?” Sa’ad bertanya, “Apakah dalam wudhu ada pemborosan?” Nabi menjawab,
“Ya, meskipun kamu (berwudhu) di sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad)
4. Akan terdapat dalam
umat ini suatu kaum yang berlebih-lebihan dalam berwudhu dan berdo’a. (HR.
Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
5. Umatku akan tampil
pada hari kiamat dengan wajah bersinar, tangan serta kakinya berkilauan dari
bekas-bekas wudhu. (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Niat Pangkal Seluruh Aktivitas
1. Sesungguhnya
amal-amal perbuatan tergantung niatnya, dan bagi tiap orang apa yang diniatinya.
Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah
dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya untuk meraih kesenangan dunia atau
menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi. (HR.
Bukhari)
2. Niat seorang mukmin
lebih baik dari amalnya. (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii’)
3. Manusia
dibangkitkan kembali kelak sesuai dengan niat-niat mereka. (HR.-Muslim)
Keutamaan Do’a
1. Do’a adalah otaknya
(sumsum / inti nya) ibadah. (HR. Tirmidzi)
2. Do’a adalah senjata
seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi. (HR. Abu
Ya’la)
3. Akan muncul dalam
umat ini suatu kaum yang melampaui batas kewajaran dalam berthaharah dan
berdoa. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Penjelasan:
Yakni berdoa atau
mohon kepada Allah untuk hal-hal yang tidak mungkin dikabulkan karena
berlebih-lebihan atau untuk sesuatu yang tidak halal (haram).
4. Do’a seorang muslim
untuk kawannya yang tidak hadir dikabulkan Allah. (HR. Ahmad)
5. Jangan mendo’akan
keburukan (mengutuk) dirimu atau anak-anakmu atau pelayan-pelayanmu
(karyawan-karyawanmu) atau harta-bendamu, (karena khawatir) saat itu cocok
dikabulkan segala permohonan dan terkabul pula do’amu. (Ibnu Khuzaimah)
6. Rasulullah Saw
ditanya, “Pada waktu apa do’a (manusia) lebih didengar (oleh Allah)?” Lalu
Rasulullah Saw menjawab, “Pada tengah malam dan pada akhir tiap shalat fardhu
(sebelum salam).” (Mashabih Assunnah)
7. Do’a yang diucapkan
antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad)
8. Bermohonlah kepada
Robbmu di saat kamu senang (bahagia). Sesungguhnya Allah berfirman (hadits
Qudsi): “Barangsiapa berdo’a (memohon) kepada-Ku di waktu dia senang (bahagia)
maka Aku akan mengabulkan do’anya di waktu dia dalam kesulitan, dan barangsiapa
memohon maka Aku kabulkan dan barangsiapa rendah diri kepada-Ku maka aku angkat
derajatnya, dan barangsiapa mohon kepada-Ku dengan rendah diri maka Aku
merahmatinya dan barangsiapa mohon pengampunanKu maka Aku ampuni dosa-dosanya.”
(Ar-Rabii’)
9. Ada tiga orang yang
tidak ditolak do’a mereka: (1) Orang yang berpuasa sampai dia berbuka; (2)
Seorang penguasa yang adil; (3) Dan do’a orang yang dizalimi (teraniaya). Do’a
mereka diangkat oleh Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan
Allah bertitah, “Demi keperkasaanKu, Aku akan memenangkanmu (menolongmu)
meskipun tidak segera.” (HR. Tirmidzi)
10. Barangsiapa tidak
(pernah) berdo’a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
11. Apabila kamu
berdo’a janganlah berkata, “Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki,
rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau
menghendaki.” Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah
berbuat segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR.
Bukhari dan Muslim)
12. Hati manusia adalah
kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila
kamu mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wajalla maka mohonlah dengan penuh
keyakinan bahwa do’amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do’a orang
yang hatinya lalai dan lengah. (HR. Ahmad)
13. Apabila tersisa
sepertiga dari malam hari Allah ‘Azza wajalla turun ke langit bumi dan
berfirman : “Adakah orang yang berdo’a kepadaKu akan Kukabulkan? Adakah orang
yang beristighfar kepada-Ku akan Kuampuni dosa- dosanya? Adakah orang yang
mohon rezeki kepada-Ku akan Kuberinya rezeki? Adakah orang yang mohon
dibebaskan dari kesulitan yang dialaminya akan Kuatasi kesulitan-kesulitannya?”
Yang demikian (berlaku) sampai tiba waktu fajar (subuh). (HR. Ahmad)
14. Tidak ada yang
lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada do’a. (HR. Ahmad)
15. Tiga macam do’a
dikabulkan tanpa diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa kedua orang
tua, dan do’a seorang musafir (yang berpergian untuk maksud dan tujuan baik).
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)
16. Sesungguhnya Allah
Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hambaNya yang
menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.
(HR. Al Hakim)
17. Tiada seorang
berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkanNya, dan dia
memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di
dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan
mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa. (HR. Ath-Thabrani)
18. Barangsiapa mendo’akan
keburukan terhadap orang yang menzaliminya maka dia telah memperoleh
kemenangan. (HR. Tirmidzi dan Asysyihaab)
19. Ambillah
kesempatan berdo’a ketika hati sedang lemah-lembut karena itu adalah rahmat.
(HR.Ad-Dailami)
20. Ali Ra berkata,
“Rasulullah Saw lewat ketika aku sedang mengucapkan do’a : “Ya Allah,
rahmatilah aku”. Lalu beliau menepuk pundakku seraya berkata, “Berdoalah juga
untuk umum (kaum muslimin) dan jangan khusus untuk pribadi. Sesungguhnya
perbedaan antara doa untuk umum dan khusus adalah seperti bedanya langit dan
bumi.” (HR. Ad-Dailami)
21. Berlindunglah
kepada Allah dari kesengsaraan (akibat) bencana dan dari kesengsaraan hidup
yang bersinambungan (silih berganti dan terus-menerus) dan suratan takdir yang
buruk dan dari cemoohan lawan-lawan. (HR. Muslim)
22. Tidak ada
manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do’a
bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh
karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)
23. Barangsiapa ingin
agar do’anya terkabul dan kesulitan-kesulitannya teratasi hendaklah dia
menolong orang yang dalam kesempitan. (HR. Ahmad)
Perintah Takut Kepada Allah
1. Barangsiapa takut
kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa
tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu.
(HR. Al-Baihaqi)
2. Dua mata yang
diharamkan dari api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah,
dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umatnya dari (gangguan) kaum
kafir. (HR. Bukhari)
3. Puncak
kebijaksanaan ialah takut kepada Allah. Sebaik-baik yang tertanam dalam hati
adalah keyakinan. Keragu-raguan (dalam beriman) termasuk kekufuran. Kepemudaan
termasuk kelompok kegilaan (radikal). Orang bahagia adalah yang dapat mengambil
pelajaran dari (peristiwa) orang lain, dan orang yang sengsara ialah yang
sengsara sejak dalam kandungan ibunya. Tiap perkara yang akan datang adalah
dekat. (HR. Al-Baihaqi)
Ibadah
1. Laksanakan segala
apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa.
(HR. Ath-Thabrani)
2. Laksanakan ibadah
sesuai kemampuanmu. Jangan membiasakan ibadah lalu meninggalkannya. (HR.
Ad-Dailami)
Penjelasan:
Yang dimaksud ialah
ibadah selain yang fardhu.
3. Amal (kebaikan)
yang disukai Allah ialah yang langgeng meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
4. Sebaik-baik ibadah
ialah yang dirahasiakan (tidak dipamerkan). (HR. Asysyihaab)
5. Allah Azza Wajalla
berfirman (hadits Qudsi): “Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah
kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu
dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan
Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Binasalah
orang-orang yang berlebih-lebihan dalam beribadah. (HR. Muslim)
Sabda Nabi Saw Tentang Kuburan
1. Tiada aku melihat
sesuatu (yang buruk) kecuali (pasti) kuburan lebih buruk daripadanya. (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
2. Jangan kamu shalat
menghadap kuburan dan jangan shalat di atas kuburan. (HR. Ath-Thabrani)
3. Rasulullah Saw
melarang mengapur kuburan, duduk-duduk di atas kuburan dan membina kuburan
(dibangun dengan bata atau dengan ubin, dll) tapi berupa unggukan tanah saja
setinggi satu jengkal. (HR. Muslim)
4. Allah melaknat
orang-orang Yahudi dan Nasrani karena menjadikan kuburan nabi-nabi mereka
sebagai tempat beribadah. (HR. Bukhari)
Syuhada
1. Para syuhada di
lembah (tepi) sungai dekat pintu surga dalam bangunan berkubah berwarna hijau.
Rezeki mereka datang dari surga setiap pagi dan petang. (HR. Al Hakim dan
Ahmad)
2. Seorang yang mati
syahid diberi enam perkara pada saat tetesan darah pertama mengalir dari
tubuhnya: semua dosanya diampuni (tertebus), diperlihatkan tempatnya di surga,
dikawinkan dengan bidadari, diamankan dari kesusahan kedahsyatan yang besar
(pada hari kiamat), diselamatkan dari siksa kubur dan dihiasi dengan pakaian
keimanan. (HR. Bukhari)
3. Barangsiapa tewas
membela Ad Dien-Nya (maka) matinya syahid. (HR. Asysyihaab)
4. Orang yang tewas
melindungi keselamatan hartanya mati syahid dan yang membela (kehormatan)
keluarganya mati syahid dan membela dirinya (kehormatan dan jiwanya) juga mati
syahid. (HR. Ahmad)
5. Bagi Allah ada
hamba-hamba yang dipelihara dari pembunuhan. Umur mereka diperpanjang dengan
amalan kebaikan-kebaikari. Rezeki mereka ditingkatkan dan hidup mereka serba
selamat. Nyawa mereka direnggut dengan selamat di atas tempat tidurnya dan
mereka diberi kedudukan sebagai syuhada. (HR. Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa mencari
mati syahid dengan sungguh-sungguh maka akan Aku berikan kepadanya meskipun dia
mati di atas tempat tidurnya. (HR. Muslim)
7. Seorang yang mati
syahid dapat memberi syafaat bagi tujuh puluh anggota keluarganya. (HR. Ahmad
dan Abu Dawud)
8. Apa yang dirasakan
seorang syahid yang terbunuh adalah seperti yang dirasakan seorang dari cubitan
(gigitan serangga). (Tirmidzi dan Ibnu Majah)
9. Pahlawan syuhada
adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib dan orang yang menghadap penguasa yang zalim
dan kejam untuk menyuruhnya berlaku baik dan mencegahnya berbuat kejahatan lalu
dia dibunuh oleh penguasa. (HR. Al Hakim)
Maut dan Kematian
1. Kematian yang
paling mulia ialah matinya para syuhada. (Asysyihaab)
2. Tidak ada sesuatu
yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada
kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya
sesudahnya. (HR. Ahmad)
3. Perbanyaklah
mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan
menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR.
Ad-Dailami)
Penjelasan:
Dia mati dengan mudah
dan ringan pada saat sakaratul maut.
Bid’ah dan Kesesatan
1. Barangsiapa
menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari
ajarannya maka tertolak. (HR. Bukhari)
2. Sesungguhnya ucapan
yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan
hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan.
Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid’ah, dan tiap bid’ah adalah sesat, dan
tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Muslim)
3. Dua golongan dari
umatku yang tidak punya bagian dalam Islam adalah kaum Jabariyah dan kaum
Kadariyah. (HR. Ahmad)
4. Apabila kamu
melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid’ah sesudah aku
(Rasulullah Saw) tiada maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka.
Perbanyaklah lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakanlah
mereka agar mereka tidak makin merusak (citra) Islam. Waspadai pula orang-orang
yang dikhawatirkan meniru-niru bid’ah mereka. Dengan demikian Allah akan
mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat kamu di akhirat. (HR.
Ath-Thahawi)
5. Kamu akan mengikuti
perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut
memasukinya. Para sahabat lantas bertanya, “Siapa ‘mereka’ yang baginda
maksudkan itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang-orang Yahudi dan
Nasrani.” (HR. Bukhari)
6. Tiga perkara yang
aku takuti akan menimpa umatku setelah aku tiada: kesesatan sesudah memperoleh
pengetahuan, fitnah-fitnah yang menyesatkan, dan syahwat perut serta seks.
(Ar-Ridha)
7. Barangsiapa menipu
umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia.
Ditanyakan, “Ya Rasulullah, apakah pengertian tipuan umatmu itu?” Beliau
menjawab, “Mengada-adakan amalan bid’ah, lalu melibatkan orang-orang
kepadanya.” (HR. Daruquthin dari Anas).
Sunnah-Sunnah Yang Utama
1. Orang yang
berpegangan kepada sunahku pada saat umatku dilanda kerusakan maka pahalanya
seperti seorang syahid. (HR. Ath-Thabrani)
2. Barangsiapa
dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan
barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah.
Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan “Laa
haula walaa quwwata illaa
illaahil’aliyyil’adzhim.”
(Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha
Tinggi lagi Maha Agung)” (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii’)
3. Orang yang cerdik
ialah orang yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah
wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan
muluk terhadap Allah. (HR. Abu Dawud)
4. Angin adalah dari
kebaikan Allah yang membawa rahmat dan azab, maka janganlah kamu
mencaci-makinya. Mohonlah kepada Allah limpahan kebaikannya dan berlindunglah
kepada Allah dari keburukannya. (HR. Bukhari)
5. Rasulullah Saw
melarang bernazar dengan sabdanya : “Sesungguhnya itu (nazar) tidak dapat
menolak sedikitpun dari takdir dan hanya penarikan uang dari orang bakhil.”
(HR. Bukhari)
Penjelasan:
Orang bakhil tidak
bisa ditarik uangnya dengan rela hati, tetapi dimungkinkan melalui nazar.
6. Anas Ra
berkata,”Kami bertanya kepada Rasulullah Saw, “Bila berjumpa sahabat (saudara
seiman) apakah kita saling membungkuk?” Nabi Saw menjawab, “Tidak usah.” Kami
bertanya lagi, “Apakah berpelukan satu sama lain?” Nabi menjawab, “Tidak,
tetapi cukup dengan saling bersalaman.” (HR. Ibnu Majah)
7. Rasulullah Saw
melarang kami mengenakan pakaian dari sutera, memakai cincin emas dan minum
dengan tempat yang biasa dipakai untuk minum arak (seperti kendi). (HR.
An-Nasaa’i)
Keterangan:
Khusus untuk kaum
wanita (muslimah) diperkenankan untuk menggunakan perhiasan dari emas dan
perak, serta memakai pakaian sutera dan pakaian yang dibordir dengan sutera
(yang terdapat suteranya), namun hal tersebut diharamkan untuk kaum pria
(muslimin). Khusus untuk kaum pria yang mempunyai penyakit gatal-gatal
(penyakit exim) yang umumnya sering menggaruk-garuk pada kulit yang gatal
tersebut, maka menggunakan pakaian sutera diperbolehkan untuk mereka. Hal
tersebut pernah dialami oleh Zubair dan Abdurrahman bin ‘Auf, dan Rasulullah
pun mengizinkannya.
8. Sebaik-baik urusan
adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan). (HR.
Al-Baihaqi)
9. Allah tidak
menyukai pria yang bersuara keras (tinggi), tetapi Allah suka kepada yang
bersuara lembut. (HR. Al-Baihaqi)
10. Sesungguhnya Allah
Ta’ala indah dan suka kepada keindahan. Allah suka melihat tanda-tanda
kenikmatannya pada diri hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak
melarat. (HR. Muslim)
11. Bersenda-guraulah
dan bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam
agamamu. (HR. Al-Baihaqi)
Penjelasan:
Yang dimaksud, agar
dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.
12. Laksanakan
urusan-urusanmu dengan dirahasiakan. Sesungguhnya banyak orang menaruh dengki
kepada orang yang memperoleh kenikmatan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
13. “Hiburlah hatimu
pada saat-saat tertentu.” (maksudnya, adalah hiburan yang tidak melanggar norma
agama dan akhlak). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
14. Tidak kecewa orang
yang istikharah (memohon pilihan yang lebih baik dari Allah), tidak menyesal orang
yang bermusyawarah dan tidak akan melarat orang yang hidup hemat.
(Ath-Thabrani).
15. Orang yang paling
dekat dengan Allah ialah yang memulai memberi salam. (Abu Dawud)
16. Demi yang jiwaku
dalam genggamanNya. Kamu tidak dapat masuk surga kecuali harus beriman dan
tidak beriman kecuali harus saling menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu
bila kamu lakukan niscaya kamu saling berkasih sayang? Sebarkan salam di antara
kamu. (HR. Muslim)
17. Janganlah kamu
berbaring dan meletakkan kaki yang satu di atas yang satu lagi. (HR. Muslim)
18. Rasulullah Saw
bila menerima berita yang menggembirakan, beliau sujud syukur kepada Allah
‘Azza wajalla. (HR. Al Hakim)
19. Demi Allah, aku
ini orang yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Tetapi
aku berpuasa dan berbuka, aku shalat dan tidur, dan aku mengawini wanita-
wanita. Barangsiapa mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku.
(Mutafaq’alaih)
20. Jangan membiarkan
api tetap menyala di rumahmu selama kamu tidur. (HR. Bukhari)
21. Sesungguhnya
Assalaam nama dari nama-nama Allah Ta’ala diletakkan di bumi, maka sebarkanlan
ucapan “Assalaam” di antara kamu. (HR. Bukhari)
22. Rasulullah Saw
melarang orang makan atau minum sambil berdiri. (HR. Muslim)
23. Sesungguhnya Allah
Tunggal (Esa) dan suka kepada yang ganjil (bilangan yang tidak genap). (HR.
Tirmidzi).
24. Pakaian untukmu
yang terbaik ialah yang berwarna putih, maka pakailah dan juga untuk mengkafani
mayit-mayitmu. (Ath-Thahawi)
25. Rasulullah Saw
apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan bajunya dan
mengecilkan (merendahkan) suaranya. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
26. Sesungguhnya Allah
pemalu dan suka merahasiakan. jika kamu akan mandi hendaklah menutupinya
(bertabir) dengan sesuatu. (Abu Dawud)
27. Rasulullah Saw
menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, meskipun waktu berjalan dan
ketika memakai sandal. (HR. Ibnu Hibban)
28. Perlahan-lahan
dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam amalan untuk akhirat. (HR. Abu
Dawud dan Al Hakim)
29. Aku berwasiat kepadamu
agar bertakwa kepada Allah ‘Azza wajalla, agar mendengar, taat dan patuh
meskipun pemimpinmu seorang budak. Barangsiapa hidup panjang umur dari kamu
maka dia akan melihat banyak silang-sengketa. Berpeganglah kepada sunnahku dan
sunnah-sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk dan hidayah
(sesudahku). Gigitlah kuat-kuat dengan gigi gerahammu. Waspadalah terhadap
ciptaan persoalan-persoalan baru. Sesungguhnya tiap bid’ah mengandung
kesesatan. (HR. Tirmidzi)
Hari Kiamat dan Hisab
1. Seorang Arab Badui
bertanya, “Kapankah tibanya kiamat?” Nabi Saw lalu menjawab, “Apabila amanah
diabaikan maka tunggulah kiamat.” Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana hilangnya
amanat itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Apabila perkara (urusan)
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR.
Bukhari)
2. Mendekati kiamat
akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang
gelap-gulita. Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi
kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi
kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia. (HR. Abu Dawud)
3. Belum terjadi
kiamat sehingga orang-orang dari umatku kembali menyembah berhala-berhala
selain Allah. (HR. Abu Dawud)
Keutamaan Mempelajari Fiqih dan Ilmu Agama
1. Apabila Allah
menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu
agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar. (HR. Bukhari)
2. Para ulama fiqih
adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka tidak memasuki (bidang) dunia.
Mendengar sabda tersebut, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa arti
memasuki (bidang) dunia?” Beliau menjawab, “Mengekor kepada penguasa dan kalau
mereka melakukan seperti itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas keselamatan
agamamu. (HR. Ath-Thabrani)
3. Rasulullah Saw
bersabda : “Ya Allah, rahmatilah khalifah-khalifahku.” Para sahabat lalu
bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah khalifah-khalifahmu?” Beliau menjawab,
“Orang-orang yang datang sesudahku mengulang-ulang pelajaran hadits-hadits dan
sunahku dan mengajarkannya kepada orang-orang sesudahku.” (HR. Ar-Ridha)
Keistimewaan Muslimin dan Mukminin
1. Tidak ada orang
yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin. (HR. Ath-Thabrani)
2. Umatku (umat Muhammad)
ibarat air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya atau akhirnya.
(Mashabih Assunnah)
3. Sesungguhnya di
kalangan hamba-hamba Allah ada orang yang apabila memohonkan sesuatu maka Allah
akan menerimanya (mengabulkannya). (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Waspadalah terhadap
firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah.” (HR.
Tirmidzi dan Ath-Thabrani)
5. Sebaik-baik umatku
adalah apabila pergi (musafir) dia berbuka puasa dan shalat Qashar, dan jika
berbuat kebaikan merasa gembira, tetapi apabila melakukan keburukan dia
beristighfar. Dan seburuk-buruk umatku adalah yang dilahirkan dalam kenikmatan
dan dibesarkan dengannya, makanannya sebaik-baik makanan, dia mengenakan
pakaian mewah-mewah dan bila berkata tidak benar (tidak jujur). (HR.
Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa
menyenangi amalan kebaikannya dan menyedihkan (bersedih dengan) keburukannya
maka dia adalah seorang mukmin. (HR. Al Hakim)
7. Akan ada suatu umat
dari umatku yang masih tetap melaksanakan perintah Allah, maka tidak akan
membahayakan mereka orang-orang yang mengecewakan dan menentangnya dan sampai
tiba ketentuan Allah mereka tetap dalam penderitaan tersebut. (HR. Al Hakim)
8. Orang yang shaleh
selalu mendapat tekanan-tekanan. (HR. Al Hakim)
9. Allah Azza wajalla
mewajibkan tujuh hak kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, yaitu: (1)
melihat saudara seimannya dengan rasa hormat dalam pandangan matanya; (2)
mencintainya di dalam hatinya; (3) menyantuninya dengan hartanya; (4) tidak
menggunjingnya atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya; (5) menjenguknya
bila sakit; (6) melayat jenazahnya; (7) dan tidak menyebut kecuali kebaikannya
sesudah ia wafat. (HR. Ibnu Baabawih)
10. Sebaik-baik kamu
ialah yang diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, dan seburuk-buruk
kamu ialah yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya.
(HR. Tirmidzi dan Abu Ya’la)
11. Mencaci-maki
seorang mukmin adalah suatu kejahatan, dan memeranginya adalah suatu kekufuran.
(HR. Muslim)
12. Aku mengagumi
seorang mukmin. Bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila
ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala
dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut
isterinya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
13. Seorang mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah
dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah
pertolongan Allah, dan jangan lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu
musibah janganlah berkata, “Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu
berakibat begini dan begitu”, tetapi katakanlah, “Ini takdir Allah dan apa yang
dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya.” Ketahuilah, sesungguhnya ucapan:
“andaikata” dan “jikalau” membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan)
setan.” (HR. Muslim)
14. Seorang muslim
ialah yang menyelamatkan kaum muslimin (lainnya) dari (kejahatan) lidah dan
tangannya. Seorang mukmin ialah yang dipercaya oleh kaum beriman terhadap jiwa
dan harta mereka, dan seorang muhajir ialah yang berhijrah meninggalkan dan
menjauhi keburukan (kejahatan). (HR. Ahmad)
15. Seorang mukmin
tidak akan digigit dua kali dari lobang yang satu (sama). (Mutafaq’alaih)
16. Tidak halal bagi
seorang muslim menakut-nakuti saudaranya yang muslim. (HR. Abu Dawud)
17. Seorang mukmin
bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang ucapannya kotor.
(HR. Bukhari)
Islam – Iman – Ihsan
1. Pada suatu hari
kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu
muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali
dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang
mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya
menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di
atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu aku tentang
Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada
tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian dia
bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab,
“Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.” Orang itu lantas
berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata,
“Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak
melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi,
“Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi,
“Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak
wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah
telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun
gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan
mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa
orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih
mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk
mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim)
2. Iman terbagi dua, separo
dalam sabar dan separo dalam syukur. (HR. Al-Baihaqi)
3. Iman paling afdol
ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu
berada. (HR. Ath Thobari)
4. Sufyan bin Abdullah
berkata,”Ya Rasulullah, terangkan kepadaku tentang Islam. Aku tidak akan
bertanya lagi kepada orang lain.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Ikrarkanlah
(katakan): Aku beriman kepada Allah, kemudian berlakulah jujur (istiqomah).”
(HR. Muslim)
5. Peliharalah
(perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan
kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan
mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu
adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti
tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai
dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya
kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi)
6. Sesungguhnya
bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) dan akan datang kembali asing.
Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada
Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?” Lalu
Rasulullah menjawab, “Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat
orang-orang melakukan pengrusakan.” (HR. Muslim)
7. Umat terdahulu
selamat (jaya) karena teguhnya keyakinan dan zuhud. Dan umat terakhir kelak
akan binasa karena kekikiran (harta dan jiwa) dan cita-cita kosong.” (Ibnu Abi
Ad-Dunia)
8. Tiga perkara
berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha
illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam
karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak Allah
mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak
dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3)
Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu Dawud)
9. Pokok segala urusan
ialah Al Islam dan tiangnya adalah shalat, dan puncaknya (atapnya) adalah berjihad.
(HR. Tirmidzi)
10. Tiada lurus iman
seorang hamba sehingga lurus hatinya, dan tiada lurus hatinya sehingga lurus
lidahnya. (HR. Ahmad)
Perintah Berpegang Pada Ad-Diin-Nya
1. Sesungguhnya agama
ini mudah dan tiada seorang yang mempersulit agama, kecuali pasti
dikalahkannya. Bertindaklah tepat, lakukan pendekatan, sebarkan berita gembira,
permudahlah dan gunakan siang dan malam hari serta sedikit waktu fajar sebagai
penolongmu. (HR. Bukhari)
2. Tiada manusia
mengabaikan sesuatu dari urusan agama untuk kepentingan keduniaan mereka,
kecuali Allah menimbulkan bagi mereka perkara-perkara yang lebih membahayakan
mereka. (HR. Ahmad)
3. Sesungguhnya Allah
mengutus kepada umat ini pada penghujung tiap seratus tahun orang yang
memperbaharui (ajaran) agama mereka. (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)
4. Akan datang satu
masa, hati seorang mukmin cair sebagaimana cairnya timah dalam api disebabkan
melihat bala dan peristiwa yang merugikan agamanya tetapi dia tidak mampu
merubahnya. (Aththusi)
5. Agama ini kokoh dan
kuat. Masukilah dengan lunak dan jangan sampai timbul dalam dirimu kejenuhan
beribadah kepada Robbmu. (HR. Al-Baihaqi)
6. Yang menyebabkan
agama cacat ialah hawa nafsu. (HR Asysyihaab)
7. Umatku dibebaskan
(dari tuntutan) disebabkan kesalahan (yang tidak disengaja), lupa dan terhadap
apa yang dipaksakan kepada mereka. (HR. Ath Thobari)
8. Tidak ada alasan
bagi seseorang untuk diampuni dan kembali kepada jalan Allah yang telah Allah
tangguhkan ajalnya sehingga dia sudah mencapai usia enam puluh tahun. (HR.
Bukhari)
Penjelasan:
Jadi bila sudah
mencapai usia 60 tahun dan belum mau bertobat atas perbuatan dosanya maka tidak
ada lagi alasan baginya pada saat menghadapi perhitungan Allah.
9. Allah menyukai akan
rukhsah-rukhsah-Nya[1] diterima dan diamalkan sebagaimana seorang hamba
menyukai pengampunan-Nya. (HR. Ath Thobari)
10. Sesungguhnya Allah
akan mendukung (mengokohkan) agama ini (Islam) dengan perantaraan seorang yang
durhaka. (Mutafaq’alaih)
Catatan Kaki:
[1] Rukshah artinya
dispensasi dan keringanan-keringanan dari Allah, seperti shalat Qoshar dan
berbuka (tidak puasa) bagi musafir.
Larangan Mencaci Sahabat-Sahabat Rasulullah Saw
1. Janganlah kamu
mencaci-maki sahabat-sahabatku. Kalau ada orang yang menafkahkan emas sebesar
gunung Uhud, tidak akan mencapai satu cupak[1] atau separonya dari yang telah
mereka infakkan. (Mashabih Assunnah)
2. Sahabat-sahabatku
ibarat bintang-bintang. Barangsiapa menelusuri salah satunya dia mendapat
petunjuk jalan. (Ad-daarami)
Catatan Kaki:
[1] Satu cupak kurang
lebih 1 Ons
Muhammad Rasulullah Saw
1. Rasulullah Saw
bersabda: “Aku kesayangan Allah (dan tidak congkak). Aku membawa panji “PUJIAN”
pada hari kiamat, di bawahnya Adam dan yang sesudahnya (dan tidak congkak). Aku
yang pertama pemberi syafa’at dan yang diterima syafaatnya pada hari kiamat
(dan tidak congkak). Aku yang pertama menggerakkan pintu surga dan Allah
membukanya untukku dan aku dimasukkanNya bersama-sama orang-orang beriman yang
fakir (dan tidak congkak). Dan Aku lah paling mulia dari kalangan terdahulu dan
terbelakang di sisi Allah (dan tidak congkak).” (HR. Tirmidzi)
2. Ketika Aisyah Ra
ditanya tentang akhlak Rasulullah Saw, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah Al
Qur’an.” (HR. Abu Dawud dan Muslim)
3. Aku penutup para
nabi. Tidak ada nabi lagi sesudah aku. (HR. Ahmad dan Al Hakim).
Diperoleh dari berbagai sumber
Diperoleh dari berbagai sumber
Langganan:
Postingan (Atom)